Harare (ANTARA News) - Polisi di Zimbabwe hari Minggu menangkap pemimpin oposisi Morgan Tsvangirai dan puluhan tokoh lain ketika mereka berusaha melakukan pawai doa, kata beberapa sumber. "Kami mendengar ia ditahan di Kantor Polisi Machipisa (di Highfield), namun para pengacara tidak diizinkan menemuinya," kata Irene Petras dari organisasi Pengacara Hak Asasi Manusia Zimbabwe (ZLHR), layaknya dilaporkan sejumlah kantor berita transnasional, antara lain AFP dan DPA. Polisi mengangkap Tsvangirai, pemimpin politik saingan Arthur Mutambara, tokoh-tokoh gereja dan hak asasi sipil ketika mereka berusaha merundingkan izin untuk mengadakan pawai di Highfield, yang merupakan lokasi bentrokan-bentrokan di jalan pada bulan lalu. Sejak Minggu pagi, polisi yang membawa pentungan menutup jalan-jalan yang menuju Highfield, dan satuan-satuan antihuru-hara yang bertopi biru mempatroli kawasan itu dengan truk-truk terbuka. Polisi mengumumkan pawai Minggu itu ilegal. Jurubicara kepolisian Wayne Bvudzijena mengatakan pada jumpa pers Sabtu, polisi juga telah membongkar sebuah rencana kelompok-kelompok centeng untuk menyerang polisi dengan menggunakan senjata seperti parang yang mematikan. Sedikitnya 40 pemimpin oposisi dan kelompok lain juga dikabarkan ditahan di Kantor Polisi Pusat Harare pada Minggu sore, termasuk Lovemore Madhuku dari Dewan Konstitusi Nasional dan Mike Davies dari Perhimpunan Penduduk Gabungan Harare. Sementara itu, seorang tewas ketika polisi antihuru-hara melepaskan tembakan ke arah seorang aktivis yang sedang berusaha menghadiri pawai anti-pemerintah yang direncanakan berlangsung di Harare pada Minggu, kata partai oposisi Gerakan bagi Perubahan Demkratis (MDC). "Polisi kini menggunakan peluru amunisi terhadap orang-orang tak berdosa yang tidak bersenjata, dan seorang aktivis partai, Gift Tandare, adalah korban paling awal," kata sekretaris MDC Elias Mudzuri dalam sebuah pernyataan. "Keterangan yang diperoleh menunjukkan bahwa Tandare ditembak dengan kejam dan dibunuh oleh polisi," katanya. Belum ada pernyataan segera dari pihak kepolisian mengenai penembakan tersebut. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007