Cirebon (ANTARA News) - Sekira 350 warga Desa Majakerta, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, mengalami pusing dan mual-mual akibat munculnya gas belerang yang keluar dari Kilang Pertamina Unit Pengolahan (UP) VI Balongan sejak tiga hari terakhir. Bau belerang yang sangat menyengat itu pertama kali muncul Minggu (11/3) sekira pukul 17.00 WIB, dan menyebabkan sekitar 80 warga yang kondisinya kurang sehat langsung merasakan mual dan pusing-pusing, bahkan beberapa orang tercatat pingsan, sehingga semua warga yang sakit itu dilarikan ke RS Pertamina Bumi Patra Indramayu. Setelah mendapat pengobatan dan mereka diperbolehkan pulang, namun beberapa jam kemudian warga kembali merasakan gas belerang yang sangat menyengat sehingga gelombang kedua berjumlah seratus orang berdatangan ke RS Pertamina Bumi Patra untuk mendapat pertolongan. Sampai Senin (12/3) pagi, warga juga masih terus berdatangan sehingga sampai Senin sore kemarin jumlah warga yang meminta perngobatan di rumah sakit itu tercatat sekitar 350 orang, namun tidak ada yang menjalani rawat inap. Bahkan, para pengendara sepeda motor yang melintasi kilang itu pun terlihat menutup hidung, karena bau belerang yang menyengat. Kahumas Pertamina UP-VI Balongan, Darijanto, yang ditemui mengatakan, tidak semua warga yang datang ke RS Pertamina Bumi Patra mengeluhkan mual dan pusing akibat bau belerang itu, karena sebagian yang lain mengeluh sakit mata, seperti mata merah sehabis pulang mencari ikan di laut. "Beberapa warga ada juga yang mengeluh sakit encok," katanya. Darijanto mengungkapkan, berdasarkan hasil penyeldikan bau belerang atau sulfur itu berasal dari sistem pembakaran pada komponen kilang yang kurang sempurna. "Kelainanan itu, pada Selasa ini sudah ditangani Tim Jasa Pemeliharaan Kilang, hingga kondisinya sudah mulai normal kembali," katanya. Menurut Darijanto, Kilang Pertamina UP-VI Balongan yang memproduksi 125 ribu barel BBM per hari itu, setiap tiga tahun sekali menjalani pemeliharaan menyeluruh atau yang dikenal dengan TA (Turn Arround) dan Kilang Pertamina UP-VI Balongan itu baru akan menjalani TA pada Tahun 2008. "Sekalipun pemeliharaan kilang sudah dilakukan secara rutin, namun kebocoran mungkin saja terjadi pemeriksaan rutin. Ibarat orang, meski sudah dilakukan medical check up tiap tahun, bisa saja datang penyakit sewaktu-waktu," katanya. Ia menjelaskan, para proses minyak mentah menjadi bahan bakar maka akan keluar gas sulfur dan bisa saja bocor keluar sebelum dinetralisir, namun saat ini mesinnya yang menyebabkan bau sulfur itu sudah diperbaiki. . Berdasarkan pantauan, Lokasi Kilang Pertamina UP VI di sebelah Timur dikelilingi permukiman warga Desa Majakerta dan di sebelah Barat dikelilingi warga Blok Kesambi, Desa Balongan, Kecamatan Balongan. Sekitar tahun 2000, ratusan warga di Blok Kesambi juga mengalami gejala mual-mual dan pusing setelah menghirup udara yang tercemar sulfur itu, karena saat itu angin bergerak ke arah Barat. Kali ini angin bertiup kencang ke arah Timur sehingga giliran warga Desa Majakerta yang terkena angin yang bercampur sulfur itu, bahkan sejumlah nelayan juga mengaku mata mereka menjadi perih terkena angin yang berbau busuk itu. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007