Jakarta (ANTARA News) - Peragawati senior yang juga presenter tv Ratih Sanggarwati mengaku prihatin terhadap tayangan televisi saat ini, karena para pengelola seperti sudah tidak mengontrol informasi yang ditayangkan. "Ada berita pemerkosaan atau pencurian di televisi, mereka begitu detil dan gamblang menceritakan kronologis dengan menggunakan model. Seharusnya kan yang lebih ditekankan adalah hukuman dari kejahatan itu," katanya, di Jakarta, Selasa. Menurut dia, seharusnya tayangan berita kriminal lebih menekankan pada hukuman yang diterima "si penjahat" dan bukan memberikan informasi bagaimana kejahatan itu dilakukan sehingga berdampak negatif kepada penontonnya. Ia juga mengatakan tayangan sinetron religi saat ini juga tidak baik ditonton, meski menceritakan keteladanan namun ada banyak adegan kekerasannya. Ratih juga menyayangkan tidak adanya batasan yang diberikan pemerintah terhadap informasi yang diberikan melalui televisi. "Sayang sejak reformasi tidak ada `political will` dari pemerintah, tidak ada yang berani melarang dengan tegas sebuah tayangan yang tidak layar siar untuk dipertontonkan," kata perempuan kelahiran Ngawi 8 Desember 1962 itu. Menurut dia, masyarakat saat ini tidak bisa lepas dari televisi dan tanpa sadar "menelan mentah-mentah" semua informasi yang diberikan. "Kan sekarang selain bapak, ibu dan anak-anak, masih ada anggota keluarga yang lain yaitu `remote control` televisi. Kalau barang itu hilang, pasti semua ribut. Fenomena ini yang sekarang ada di masyarakat," katanya. Sementara itu, untuk menyaring informasi bagi keluarganya, Ratih hanya memperbolehkan anak-anaknya nonton video.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007