Jakarta (ANTARA News) - PT Angkasa Pura II mempertimbangkan untuk membangun pembangkit listrik tenaga gas di Bandara Internasional Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, untuk membantu operasional bandara.

"Kami sudah melakukan riset untuk pendirian PLTG 15 MW bekerja sama dengan PT Adhi Karya dan PT Pertamina Gas (Pertagas)," ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu.

Namun, hasil studi itu belum bisa langsung diterapkan sebab, lanjut Budi berdasarkan pertimbangan ekonomis, pasokan ideal listrik di Bandara Kualanamu adalah 50 MW.

"Pihak Adhi Karya, Pertamina dan PLN akan berdiskusi lebih lanjut mengenai hal ini," kata dia.

Sebelumnya, PT AP II, PT Wijaya Karya dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) sepakat membangun PLTG 50 MW di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten dan ditargetkan selesai pada tahun 2017.

PLTG dibangun demi mencukupi kebutuhan listrik bandara Soekarno Hatta yang meningkat seiring dengan pembangunan infrastruktur Terminal 3 Ultimate, yang direncanakan beroperasi pada 2017, dan kawasan khusus kargo ("cargo village") di pintu M1.

Sementara itu, Bandara Internasional Kualanamu yang lokasinya berjarak sekitar 39 kilometer dari Kota Medan juga sedang melakukan pembenahan untuk meningkatkan pelayanan.

Saat ini, pemerintah tengah membangun rel kereta api jalur ganda dan layang serta peningkatan ruas jalan kereta api dari dan menuju Kualanamu.

Proyek yang sudah 80 persen selesai itu menelan dana sekitar Rp2,8 triliun dan diperlukan sekitar Rp600-an miliar untuk biaya lain seperti perbaikan stasiun dan lainnya. Ada 27,8 kilometer rel yang dibangun, dengan enam kilometer di antaranya adalah jalur layang. 

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2016