Jakarta (ANTARA News) - Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Kepolisian Indonesia (Lemkapi) Edi Hasibuan menuturkan pimpinan Polri dapat mengkaji salah satu persyaratan seleksi masuk Akademi Kepolisian (Akpol) terkait rata-rata nilai Ujian Nasional (UN) 2016 yang mengalami penurunan sebesar 6,51 dibanding 2015.

"Kapolri bisa mempertimbangkan untuk menurunkan syarat nilai masuk Akpol terutama lulusan 2016 karena terjadi penurunan rata-rata nilai UN pada 2016," kata Edi di Jakarta Jumat.

Namun, mantan Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) itu meyakini Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti akan mempertimbangkan berbagai kemungkinan syarat masuk Akpol terkait hasil UN SMA/SMK 2016.

"Tentunya Kapolri akan mempertimbangkan berbagai kemungkinan untuk melihat antusias masyarakat masuk Akpol," ujar Edi.

Edi menambahkan jumlah peserta yang masuk Akpol setiap tahun mencapai puluhan ribu orang dengan kuota sekitar 300 orang di seluruh Indonesia.

Pada 2015, syarat rata-rata nilai seleksi Akpol menurun dibandingkan 2011, 2012, 2013 dan 2014 untuk seluruh jurusan yakni IPA dan IPS sebesar 65,0.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Budaya Anies Baswedan menyatakan rata-rata nilai UN SMA negeri dan swasta secara nasional pada 2016 menurun dibanding 2015 sebesar 6,51 poin atau 61,29 menjadi 54,78.

Rata-rata nilai UN SMK negeri dan secara nasional juga merosot dari 4,45 poin atau dari 62,11 menjadi 57,66.

Anies menuturkan penurunan poin rata-rata nilai UN SMA/SMK 2016 itu menunjukkan peningkatan kejujuran pelajar dan menghasilkan indeks integritas prestasi.

Kemendikbud mencatat 2,2 juta pelajar SMA/SMK mengikuti UN yang berbasis kertas dan pensil, serta 765.542 pelajar menjalankan UN berbasis komputer pada 2016.

Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2016