Jakarta (ANTARA News) - Politikus dan pakar hukum tata negara Yusril Izha Mahendra menjalani tes lanjutan penjaringan bakal calon gubernur DKI Jakarta yang diselenggarakan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di kantor dewan pimpinan pusat partai di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa.

Pekan lalu Yusril sudah mengikuti tes, namun belum mengikuti seluruh rangkaian tes karena ada kesalahan informasi.

"Ini melanjutkan pekan lalu, pada waktu itu ada sedikit miss komunikasi karena saya tanya Pak Hasto katanya sudah selesai dan boleh pulang, ternyata masih ada yang belum dilakukan," kata politisi Partai Bulan Bintang.

Kali ini Yusril menjalani serangkaian tes wawancara oleh ahli psikologi dari tim penjaringan partai berlambang banteng itu.

"Ada beberapa pertanyaan psikolog, sudah jawab semua pertanyaan mereka. Saya diwawancarai beberapa jam, lebih banyak membahas masalah psikologi kepemimpinan," katanya.

Selain itu dia mengaku ditanya mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu seperti kerusuhan di Ambon dan Bom Bali.

"Ada pertanyaan mengenai hal mencekam di masa lalu dan bagaimana saya mengatasi persoalan itu. Saya ceritakan ketika saya menangani kerusuhan di Ambon dan Bom Bali," kata dia.

Yusril menyatakan bisa mengatasi masalah itu dengan menyusun peraturan pemerintah pengganti undang-undang.

"Memang keadaan sangat mencekam, bisa terselesaikan dengan baik setelah kami menyusun Perppu Terorisme berlaku hingga sekarang, sehingga pemerintah memiliki landasan hukum yang kuat menangani kasus Bom Bali," katanya.

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Maryati
COPYRIGHT © ANTARA 2016