Jakarta (ANTARA News) - Perwakilan negara-negara Afrika di Jakarta merayakan Hari Afrika bersama-sama untuk memperingati ulang tahun ke-53 Organisasi Afrika Bersatu (OAU) sebagai embrio dari Uni Afrika (AU), pada 25 Mei 1963.

"Hari bersejarah yang dirayakan setiap tahun oleh negara-negara Afrika dan masyarakat Afrika di seluruh dunia, menjadi bukti akan kemajuan yang telah kami buat, dan juga refleksi atas tantangan yang kami hadapi bersama," kata Duta Besar Afrika Selatan untuk Indonesia, Pakamisa Augustine Sifuba, sebagai perwakilan duta besar negara-negara Afrika untuk Indonesia, di Jakarta, Rabu.

Selain Afrika Selatan, hadir 10 duta besar dan wakil duta besar negara-negara Afrika dalam konferensi pers yang diselenggarakan di Kantor Berita ANTARA, di Jakarta, yakni Duta Besar Aljazair, Abdelkader Aziria, Duta Besar Mesir, Bahaaeldeen Dessouki, dan Duta Besar Etiopia, Arega Teffera. 

Juga Duta Besar Libya, Sadegh Bensadegh, Duta Besar Maroko, Mohamed MAjdi, Duta Besar Mozambik, Maria Gustava, Duta Besar Nigeria, Ibim Nkem Charles, Wakil Duta Besar Sudan, Tarig Abdalla Ali Mohamed, Wakil Duta Besar Tunisia, Kamel Makkes, dan Wakil Duta Besar Zimbabwe, Joe Mhishi.

Sebagai wakil dari negara-negara tersebut, Sifuba menggaribawahi kemajuan yang telah dicapai Uni Afrika selama dua dasawarsa sejak 1990-an di bidang politik, ekonomi, dan sosial-budaya.

Menurut Sifuba, poin penting dari kemajuan yang telah dicapai adalah perdamaian dan stabilitas di hampir semua negara Afrika yang memungkinkan mereka merasakan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan dengan pertumbuhan sekitar lima persen selama satu dekade terakhir.

Pertumbuhan yang stabil itu juga telah menyejajarkan Afrika dalam kelompok negara berkembang bersama Asia sebagai ekonomi yang paling bertumbuh di dunia.

"Saat ini, banyak pihak yang menyebut Afrika sebagai benua yang sedang bertumbuh," kata Sifuba.

Terkait kerja sama Afrika dan Indonesia, Sifuba mengatakan, hubungan baik kedua belah pihak telah terjalin sejak lama yang ditandai Konferensi Asia Afrika di Bandung, pada April 1955, yang merupakan gerakan pembebasan bagi bangsa Asia-Afrika.

Pada 2016, atau 60 tahun lebih setelah Konferensi Asia Afrika di Bandung, Afrika dan Indonesia telah menjalin berbagai kerja sama, terutama di bidang ekonomi berdasarkan prinsip saling menguntungkan yang melampaui batasan perdagangan tradisional.

"Hal ini bisa menjadi salah satu pilar bagi hubungan ekonomi antara Indonesia dan negara-negara Afrika ke depan," kata Sifuba.

Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri, nilai perdagangan antara Indonesia dan Afrika mencapai 12 miliar dolar AS pada 2014 dan terus meningkat secara stabil.

Pewarta: Azizah Fitriyanti
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2016