Pasuruan (ANTARA News) - Menyambut Hari Suci Nyepi, umat Hindu Tengger di Gunung Bromo melaksanakan upacara Tawur Kesanga di lapangan Telogosari, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Minggu (18/3). Kegiatan yang dipimpin Mangku Prawoto tersebut, untuk menghaturkan "pecaruan" kepada Sang Bhuta Kala, agar tidak mengganggu umat. Upacara Tawur Kesanga merupakan salah satu rangkaian prosesi menyambut Nyepi. Dua hari sebelumnya, Jumat (16/3) lalu, umat Hindu Tengger juga telah melakukan upacara Melasti di Gunung Widodaren di gugusan Gunung Bromo. Melasti di Gunung Widodaren juga untuk mengambil air suci di sumber air di dalam sebuah gua di gugusan Gunung Bromo. Air suci tersebut, kemudian digunakan untuk menyucikan pratina, arca, atau pralingga, serta berbagai simbol yang membantu mendekatkan diri pada Tuhan. Upacara Melasti dimaksudkan untuk menyucikan seluruh isi jagat. Tawur Kesanga merupakan upacara sehari sebelum menjelang hari suci Nyepi. Upacara Tawur Kesangan atau upacara Buta Yadnya adalah upacara untuk menghaturkan pecaruan kepada Sang Bhuta Kala, agar tidak mengganggu umat. Umat Hindu Tengger juga membuat ogoh-ogoh, yakni boneka raksasa yang menggambarkan roh jahat yang ada di sekitar alam. Ogoh-ogoh atau roh jahat tersebut, harus disingkirkan dari kehidupan manusia. Sehingga usai upacara Tawur Kesanga, ogoh-ogoh yang diarak dari lapangan Telogosari ke desa komunitas Hindu di Gunung Bromo kemudian dibakar dalam upacara pengrupukan. Maknanya, pada hari suci Nyepi, yakni awal tahun baru Saka, umat Hindu dapat melaksanakan empat berata (Catur Berata), yakni amati geni (berpantang menyalakan api), amati karya (berpantang melakukan aktivitas kerja), amati lelanguan (berpantang menghibur diri dan tidak menikmati kesenangan), dan amati lelungan (berpantang bepergian). Ogoh-ogoh yang diarak di Tosari tahun ini mencapai 25 unit, yang dibuat dari 10 desa yang mayoritas penduduknya beragama Hindu. Hampir setiap tahunnya jumlah ogoh-ogoh yang dibuat dan diarak selalu bertambah. Upacara menyambut hari suci Nyepi di kawsan Gunung Bromo Pasuruan setiap tahunnya juga makin meriah. Jumlah peserta upacara maupun pengunjung terus meningkat. Namun umat Hindu Tengger di Gunung Bromo mengakui, belum bisa melaksanakan hari suci Nyepi secara total seperti umat Hindu di Bali.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007