Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Norwegia Borge Brende dalam kerangka pertemuan Komisi Bersama Kerjasama Bilateral (Joint Commission for Bilateral Cooperation/JCBC) kedua di Kementerian Luar Negeri RI.

"Hari ini kami mengadakan dua pertemuan. Pertama, Dialog HAM ke-12 Indonesia-Norwegia yang merupakan salah satu pilar penting dalam hubungan bilateral. Pertemuan kedua adalah JCBC," kata Menlu Retno di Jakarta, Senin.

Pertemuan pertama JCBC telah dilaksanakan di Oslo pada 17 Juni 2015. Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk meningkatkan kerja sama maritim dan perikanan, serta meningkatkan efisiensi mekanisme dialog bilateral.

Pada pertemuan JCBC itu, kedua Menlu membahas perkembangan kerja sama pada tiga area utama, yaitu perdagangan dan investasi, maritim dan perikanan, dan lingkungan.

Menlu RI mendorong peningkatan akses produk Indonesia ke pasar Norwegia dan mendorong peningkatan kerja sama antar pelaku bisnis kedua negara.

"Pada perdagangan dan investasi, ada peningkatan dalam nilai perdagangan yang hampir mencapai 300 juta dolar AS pada 2015, dan masih ada ruang untuk mengembangkan perdagangan bilateral," ujar dia.

"Kami mendorong investasi Norwegia untuk masuk ke Indonesia, termasuk untuk proyek maritim dan infrastruktur di Indonesia," lanjutnya.

Norwegia adalah mitra dagang RI terbesar kedua untuk negara-negara Nordic dan terbesar ke-12 di Eropa.

Nilai perdagangan bilateral RI-Norwegia mencapai 291,9 juta dolar AS pada 2015. Sementara itu, nilai investasi langsung (FDI) Norwegia pada 2015 mencapai 1,8 juta dolar AS di bidang budidaya air, industri kimia dasar dan energi terbarukan.

Terkait masalah lingkungan, Menlu Retno menyampaikan harapan agar kedua belah pihak dapat meningkatkan kerja sama dalam upaya pengurangan emisi karbon serta penanganan perubahan iklim.

"Kami juga menekankan kembali komitmen kami memperkuat kerja sama REDD+. Kami mendorong agar potensi kebakaran hutan dan emisi gas dapat berkurang dengan adanya kerja sama yang baik dalam konteks REDD+," ungkap dia.

Dalam bidang maritim dan perikanan, menurut Retno, kedua negara terus memperkuat kerja sama dalam memberantas aksi penangkapan ikan secara ilegal (IUU Fishing), serta meningkatkan kerja sama pembangunan kapasitas dalam perikanan dan budidaya ikan.

Dia juga menekankan pentingnya untuk mempererat interaksi kedua negara di bidang budaya dan hubungan antarmasyarakat.

Selain membahas isu bilateral, kedua Menlu juga membahas isu-isu regional dan global, salah satunya mengenai situasi di Timur Tengah.

"Kami juga membahas situasi di Timur Tengah dan kami sepakat bahwa perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah sangat penting bagi perdamaian dan stabilitas global," ujar Retno.

Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2016