Tokyo (ANTARA News)- Jepang akan mempertimbangkan pembelian jet Eurofighter Typhoon sebagai pengganti sejumlah jet tempur yang tua, dalam satu tindakan yang mengejutkan bagi sebuah negara yang sampai sekarang mengandalkan pengadaan pesawat tempurnya pada AS. Kementerian Pertahanan akan mempertimbangkan pilihan-pilihan dalam rencananya untuk mulai menggantikan armada 60 pesawat tempur F-4 miliknya serta pesawat latih dalam dua tahun kedepan, kata kementerian pertahanan. "Tentu kami akan mempertimbangkan Eurofighter di antara pilihan lainnya," kata seorang jurubicara Kementerian Pertahanan, seperti dilaporkan Reuters. Eurofighter diproduksi oleh satu konsorsium yang dipimpin oleh BAE Systems, perusahaan pertahanan terbesar Eropa. Jet tempur Rafale yang diproduksi Dassault Avitiation of France, juga sedang dalam pertimbangan, kata jurubicara kementerian itu. Kongres AS melarang ekspor jet tempur paling canggih dan paling mahalnya, F-22A, yang diproduksi Lockheed Martin dan Boeing, kemungkinan mendorong Jepang untuk mencari pilihan-pilihan lain. "Kami mengerti bahwa jet F-22A adalah satu pesawat yang mengagumkan," kata jurubicara Kementerian Pertahanan itu. "Persetujuan Kongres dibutuhkan, dan itu merupakan satu faktor." Dubes AS untuk Jepang, Thomas Schieffer, pekan lalu mengatakan kepada wartawan, Eropa memproduksi pesawat-pesawat tempur yang baik, tapi kemampuam operasionalnnya menjadi satu faktor dalam mengambil keputusan. Jepang dan AS sepakat untuk meningkatkan kerjasama antara angkatan-angkatan bersenjata mereka sehubungan dengan meningkatnya ketegangan kawasan setelah ujiboba nuklir dan rudal Korea Utara tahun lalu. Dalam penggelaran pertama di luar negeri Februari tahun ini, satu kelompok pesawat pemburu sedang dalam perjalanan ke pangkalan udara Madena, di pulau Okinawa, Jepang selatan tertunda selama beberapa hari karena masalah-masalah perangkat lunak. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007