Tegucigalpa (ANTARA News) - Pemerasan, ancaman, kekerasan seksual dan rekrutmen paksa oleh geng kriminal di Honduras menyebabkan kian banyak keluarga di negara itu mengungsi ke daerah lain demi keamanan, demikian menurut laporan badan urusan pengungsi PBB, Rabu (1/6).

Jumlah warga yang mengungsi akibat aksi kekerasan di berbagai wilayah Honduras terus meningkat sejak Desember 2015, terutama di ibu kota Tegucigalpa dan Kota San Pedro Sula, menurut laporan UNHCR.

Pada Maret saja, sedikitnya 360 keluarga mengungsi ke daerah lain di Honduras dari distrik yang sama di ibu kota.

Dalam kurun waktu satu dekade dari 2004 hingga 2014, komisi perlindungan pengungsi korban kekerasan menemukan sekitar 174 ribu orang dari 41 ribu keluarga mengungsi ke daerah lain.

Laporan UNHCR mengungkapkan otoritas pendidikan menerima sekitar 100 pengajuan dari orang tua murid untuk memindahkan anak mereka ke sekolah lain menyusul pembunuhan atau intimidasi terhadap para guru dan siswa oleh geng kriminal.

Para warga lain yang terpaksa mengungsi adalah aktivis HAM dan suku pribumi serta kalangan homoseksual dan transeksual.

UNHCR menyatakan dalam kurun waktu tiga bulan pertama 2016, lebih dari 2.300 warga Honduras mencari suaka ke Amerika Utara dan negara lain di Amerika Tengah sementara sepanjang tahun lalu jumlah pencari suaka mencapai 16.400 jiwa, demikian seperti dilaporkan AFP.

Editor: Heppy Ratna Sari
COPYRIGHT © ANTARA 2016