Washington DC (ANTARA News) - Seorang jenderal Amrika Serikat (AS) pada Selasa waktu setempat menuduh bahwa gerilyawan Irak memanfaatkan anak-anak dalam satu serangan bunuh diri akhir pekan lalu, sebagai taktik baru untuk melintasi pos pemeriksaan keamanan sambil membawa bom. Mayor Jenderal Michael Barbero, Wakil Direktur Operasi Regional Staf Gabungan di Departemen Pertahanan AS (Pentagon), mengatakan bahwa beberapa orang dewasa dalam sebuah kendaraan dengan dua anak di tempat duduk belakang telah diizinkan melalui satu pos pemeriksaan di Baghdad, ibukota Irak. Orang-orang dewasa itu kemudian meninggalkan kendaraan dan meledakkannya dengan kedua anak masih di dalam kendaraan tersebut, katanya, seperti dikutip Reuters. "Anak-anak di kursi belakang, mengurangi kecurigaan, kami membiarkannya lewat," katanya. "Mereka memarkir kendaraan, orang-orang dewasa keluar dan meledakkan kendaraan dengan anak-anak di belakang." "Sifat keji dan kejam musuh ini belum berubah," kata Barbero. Jenderal itu mengatakan insiden tersebut merupakan taktik baru, tapi menyebutkan pasukan AS baru melihat satu peristiwa yang melibatkan anak-anak seperti itu. Penggunaan pemboman kimia telah meningkat dan menjadi satu alat perlawanan, sebagaimana tiga bom khlorin yang diledakkan akhir pekan lalu yang membuat seluruhnya menjadi enam pemboman semacam itu sejak Januari, kata jenderal tersebut. Serangan bunuh diri dan bom mobil kelas-tinggi oleh gerilyawan Sunni terhadap orang Syiah juga tidak mereda, kata Barbero. Namun,ia mengatakan, bertambahnya pasukan di ibukota Irak telah membuahkan beberapa keberhasilan, seperti penurunan dalam pembunuhan dan eksekusi warga sipil. Ia juga mengatakan, ratusan keluarga telah kembali ke Baghdad dan jumlah info dari warga sipil Irak mengenai aktivitas gerilyawan mencapai tingkat tertingginya Februari. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007