Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian mengusulkan pemberian insentif khusus berupa Program Energy Refund untuk mendongkrak nilai ekspor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional sekaligus merebut pasar ekspor global.

“Kami memiliki pemikiran untuk mengkaji pemberian insentif khusus berupa program energy refund dalam upaya mendongkraknilai ekspor industri nasional. Industri TPT sebagai pilot project-nya,” kata Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kemenperin Harjanto melalui siaran pers di Jakarta, Rabu.

Program energy refund merupakan dana yang diberikanpemerintah kepada industri untuk mengganti biaya listrik yang dikeluarkan.

Wacana tersebut, lanjut Harjanto, dikoordinasikan dengan kementerian terkait seperti Kementerian Keuangan hingga nanti dibahas di tingkat rapat koordinasi dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

Harjanto mengatakan, industri TPT dikategorikan sebagai sektor strategis karena menjadi motor penggerak industri manufaktur.

Nilai ekspor industri ini hingga April 2016 mencapai 3,96 miliar dollar AS, di mana kontribusi industri TPT sangat signifikan terhadap perolehan devisa dengan nilai ekspor mencapai 12,28 miliar dollar AS pada 2015.

Industri ini juga menyumbang penyerapan tenaga kerja 10,6 persen dari total tenaga kerja industri manufaktur.

Dia menambahkan, industri TPT nasional telah terintegrasi dari hulu sampai hilir dan produknya dikenal memiliki kualitas yang baik di pasar internasional sehingga menjadi modal kuat guna menembus pasar global.

“Pemerintah juga telah mengeluarkan berbagai paket kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan industri,” tuturnya.

Isi paket kebijakan ekonomi tersebut, di antaranya melakukan deregulasi, memangkas berbagai peraturan, perizinan, dan birokrasi yang masih dirasa menghambat di berbagai kementerian dan lembaga, serta menyusun sistem pengupahan untuk menjamin kepastian bagi tenaga kerja dan pelaku usaha.

“Selain itu, penurunan harga gas, diskon dan penundaan pembayaran rekening listrik bagi industri, serta pengembangan pusat logistik berikat dan beberapa kebijakan lainnya,” sebutnya.

Harjanto meyakini pasar global untuk industri TPT nasional semakin membaik. Untuk itu, upaya yang perlu dilakukan adalahpeningkatan daya saing dan perluasan ke pasar non tradisional.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2016