Jakarta (ANTARA News) - Ibu Sinta Nuriyah Wahid, istri Presiden RI periode 1999-2001 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), menilai bahwa karya sastra memiliki kemampuan efektif untuk melakukan perubahan sosial di masyarakat. "Hal ini, karena karya sastra bersentuhan langsung dengan emosi pembaca, dan mampu mendekatkan diri dengan masyarakat," katanya di Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Kamis (22/3). Menurut Sinta, sastra telah digunakan sejak dulu kala termasuk untuk menyebarkan agama dalam masyarakat. "Hampir semua agama menggunakan media sastra untuk menyebarkan ajarannya. Dalam kitab suci agama-agama, kaidah sastrawi sering digunakan untuk menerangkan ajarannya kepada masyarakat," katanya. Selain agama, menurut perempuan cendekia itu, sastra digunakan untuk menyebarkan nilai-nilai kemanusiaan yang membangkitkan semangat revolusi atau perubahan sosial. "Sebelum revolusi Prancis, misalnya, nilai-nilai persamaan dilakukan melalui media satra, puisi, novel. Dari sanalah kemudian timbul gelombang untuk menggerakkan perubahan sosial melalui revolusi di Prancis," katanya. Ibu dari tiga putri itu mengemukakan, dengan demikian sastra bukan saja sebuah hiburan semata, tetapi sebuah penanaman ideologi sekaligus juga merupakan cara melakukan konstruksi kreatif di dalam masyarakat. "Sebab dengan karya-karya sastra masyarakat dapat bercermin dan memandang keadaan masyarakatnya sendiri sekaligus mendorong untuk melakukan perubahan sosial. Hal ini tentunya menjadikan satra sebagai latar untuk melakukan konstruksi kreatif di masyarakat," ujar penikmat karya sastra dunia tersebut. Sementara itu, ia pun menilai, karya sastra juga dapat dijadikan alat penguasa untuk mengukuhkan kekuasaannya. "Karena, sifatnya yang mampu menanamkam nilai-nilai ideologi dalam masyarakat, sastra juga dapat dijadikan oleh penguasa untuk menguatkan kekuasaanya dan mendominasi masyarakat," demikian Sinta Nuriyah Wahid.

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007