Pangkalpinang (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) akan terus melibatkan media massa dalam mencegah perkembangan paham radikal dan terorisme di seluruh daerah di Indonesia.

Kasubdit Pencegahan dan Kewaspadaan BNPT, Andi Intan Dulung, di Pangkalpinang, Kamis, mengatakan peran media sangatlah penting guna menginformasikan program-program pencegahan terorisme kepada masyarakat.

"Melibatkan media itu sangat penting, karena apa yang kami sampaikan jika tidak dipublikasikan oleh media, maka tidak akan sampai kepada masyarakat hingga akar bawah," katanya.

Menurutnya, melibatkan media merupakan strategi pencegahan radikalisme dan terorisme yang sangat bagus terutama di daerah-daerah seperti di Bangka Belitung.

"Kita tahu bahwa di Babel masih dalam kondisi aman. Namun kita tidak boleh lengah, karena kondisi yang lengah itu merupakan lahan empuk bagi mereka untuk menciptakan hal-hal yang bisa menyebarkan paham-pahamnya. Untuk itu, penyebaran informasi pencegahan harus terus dilakukan," ujarnya.

Ia mengatakan, para penyebar paham radikalisme dan terorisme bisa melihat kondisi suatu daerah yang bisa mereka manfaatkan untuk menyebarkan pahamnya walaupun daerah itu tenang dan aman. Bahkan daerah yang aman dan tenang bisa dijadikan sebagai prioritas dan dijadikan sebagai titik startegi penyebarannya.

Dikatakannya, unsur yang harus diwaspadai tiap daerah yakni suatu tangga yang menuju terorisme, karena terorisme itu asalnya dari radikalisme, sedangkan radikalisme itu terbagi dalam beberapa bidang seperti wawasan, gagasan maupun pemahaman.

"Itu merupakan tangganya yang bisa membuat seseorang menjadi teroris. Itu juga bukan merupakan single faktor dari ideologi saja, namun juga dari ekonomi dan tingkat sosial. Misalnya mereka merasa tidak puas, maka mereka bisa meningkat dengan cara meneror bahkan membunuh karena berangkapan dirinya lah yang benar," katanya.

Selain melibatkan media, dalam pencegahan berkembangnya radikalisme dan terorisme, pihaknya terus bersinergi dengan semua tokoh seperti tokoh agama, pendidikan maupun adat.

"Tokoh-tokoh tersebut kami gandeng untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat bahwa paham radikalisme dan terorisme sangat merusak manusia," ujarnya.

Pewarta: Ahmadi
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2016