Batam (ANTARA News) - Bank Tabungan Negara (BTN) dalam tahun 2007 merencanakan untuk menyalurkan Rp6,9 triliun kredit perumahan dan kredit pendukung perumahan atau sekitar 93 persen dari total Rp7,4 triliun. "Saya sudah instruksikan cabang-cabang untuk bekerja keras merealisasikan rencana tersebut karena saat ini tidak hanya BTN yang membiayai kredit perumahan dan pendukungnya," kata Direktur Utama Bank BTN Kodradi di Batam, Sabtu, di sela-sela kegiatan HUT REI ke-35. Seperti dalam penyelenggaraan kegiatan REI tersebut, tidak hanya BTN yang menawarkan kredit perumahan namun juga Bank BNI, BRI, Bukopin, bahkan Bank Niaga yang saat ini di posisi kedua merencanakan untuk menggeser posisi BTN. Menanggapi ini, Kodradi mengatakan, dengan banyaknya bank yang masuk kedalam pembiayaan perumahan justru akan menguntungkan bagi masyarakat karena memiliki alternatif untuk mendapatkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Namun dia juga mengingatkan agar masyarakat mempelajari klausul sebelum akad KPR ditandatangani terutama menyangkut bank yang menawarkan bunga terlalu murah, padahal bunga KPR lainnya tidak seperti itu. "Jangan-jangan itu hanya strategi marketing saja," ujarnya. Menurutnya, dengan bunga deposito sebesar 8 sampai 8,5 persen maka tingkat bunga seharusnya sekitar 15 persen, karena harus memperhitungkan biaya (overhead cost), premi resiko, margin, dan biaya dana (cost of fund). "Sehingga saya tidak tahu bagaimana hitung-hitungannya kalau sampai ada bank yang menawarkan jauh lebih rendah dari itu. Dikhawatirkan bunga rendah itu hanya dirasakan sesaat setelah itu dinaikan bahkan di atas normal," ujarnya. Bank BTN sendiri menjamin bunga yang ditetapkan akan berlaku stabil 5 tahun bahkan cenderung turun, seperti dulu ketika bunga KPR 18 persen tingkat bunga SBI masih 12,75 persen (selisih 5,25 persen), saat ini bunga 12,6 persen sementara SBI 9,25 persen (selisih 3,35 persen). Selama ini BTN memiliki fasilitas pembiayaan melalui Bapertarum bagi PNS, YKPP bagi TNI, dan Jamsostek bagi karyawan swasta, yang sebenarnya juga dapat dikerjasamakan dengan bank lain namun jika tidak berani maka dananya dapat disalurkan melalui BTN, paparnya. Salah satu yang meringankan bagi nasabah KPR bersubsidi BTN adalah mereka belum dikenakan bunga selama dua tahun angsuran pertama, sebagai solusi akibat turunnya daya beli masyarakat pasca kenaikan BBM Oktober 2005. Solusi juga diberikan pemerintah dalam bentuk kenaikan subsidi, ketika tingkat bunga KPR 16 persen bunga subsidi 10,5 persen atau selish 5,5 persen, sementara dengan bunga saat ini 14,75 persen subsidi 9 persen atau selisih 5,75 persen. BTN sendiri sesuai RKAP (Rencana Kerja Anggaran Pemerintah) akan menyalurkan kredit Rp7,84 triliun sebanyak Rp7,4 triliun diantaranya untuk konvensional sedangkan sisanya syariah. Di dalamya sudah dimasukkan KPR subsidi 110.000 unit dan Rp1 triliun di dalamnya untuk Rusuna. BTN juga menawarkan kredit lahan yang saat ini belum banyak perbankan yang berani melalui kerjasama dengan pengembang mulai dari 25 persen sampai dengan 50 persen, ucapnya.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007