Jakarta, (ANTARA News) - Tim Aju awal yang dikirimkan pemerintah Indonesia untuk membawa bantuan kemanusiaan berupa dua ton obat-obatan serta menyiapkan kepentingan membuka rumah sakit (RS) lapangan bagi rakyat Palestina, berangkat menuju Amman, Yordania Kamis Malam setelah dilepas Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari. Wartawan ANTARA dari Bandara Soekarno Hatta Cengkareng, Tangerang, Provinsi Banten melaporkan, tim itu dikirimkan Pemerintah Indonesia untuk penyerahan bantuan ke Palestina sekaligus akan melakukan "assessment" awal. Anggota Tim Aju diantaranya Kepala Pusat Pengendalian Krisis Departemen Kesehatan (PPK Depkes), dr Rustam S Pakaya, MPH, dr Lukcy Tjahjono, M.Kes (PPK Depkes), Direktur Urusan Timur Tengah Departemen Luar Negeri, Aidil Chandra Salim, M.Comm, dr Joserizal Jurnalis, SP.BO (Mer-C), dr Mursalin (Mer-C), Dr Arif Rahman (Muhammadiyah), Agus Kooshartoro dari Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), Basuki Supartono (BSMI), dan lainnya. Selain itu, juga ikut sejumlah jurnalis dari media cetak dan elektronik yang akan meliput peristiwa pengiriman bantuan kemanusiaan dari Indonesia itu. Menurut Kepala PPK Depkes Rustam S Pakaya, jadwal tentatif kunjungan Tim Aju setelah berangkat dari Indonesia menuju Amman, pada tanggal 2 Januari penyerahan bantuan dari Indonesia yang bertempat di Bandara atau Kantor Kedutaan Besar Palestina di Amman dan diskusi mengenai situasi terkini dengan narasumber setempat. Pada tanggal 3 dan 4 Januari dari Amman menuju Kairo, Mesir. Selama di Kairo melakukan pertemuan dan diskusi tentang situasi terkini di KBRI Kairo, tanggal 5 Januari 2009 melakukan pertemuan dan berdiskusi tentang kemungkinan pendirian RS Lapangan (field hospital) dan pengiriman tim medis Indonesia dengan Departemen Luar Negeri Mesir Urusan Palestina. Tanggal 6 Januari 2009 melakukan peninjauan ke lokasi untuk pendirian RS Lapangan, kemudian tanggal 7 Januari 2009 melakukan pemantapan Rencana Aksi Pendirian RS Lapangan. "Pada tanggal 8 Januari 2009 Tim Aju kembali ke Indonesia dengan membawa seluruh informasi tentang kebutuhan bantuan yang diperlukan oleh Palestina, yang akan ditindaklanjuti dengan pengiriman bantuan berikutnya," kata Rustam S Pakaya. Bantuan bidang kesehatan yang disumbangkan atas nama pemerintah Indonesia, diantaranya adalah pasok obat-obatan yang dibuat di Indonesia sekira dua ton senilai lebih-kurang Rp300 juta. Sedangkan uang tunai senilai Rp10 miliar akan dipakai untuk pengadaan obat-obatan yang akan dibeli di Mesir. Bantuan pemerintah Indonesia itu, katanya, adalah wujud dari peryataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahwa rakyat dan bangsa Indonesia akan terus mendukung perjuangan bangsa Palestina dalam mempertahankan hak dan kedaulatannya.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009