Jakarta (ANTARA News) - Penasihat Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Siswono Yudhohusodo,menegaskan bahwa semangat kemandirian bangsa dan nasionalisme harus dibangkitkan kembali agar bangsa ini tidak terus-menerus terbenam dalam keterpurukan. Tanpa semangat itu, maka Indonesia akan semakin jauh tertinggal di banding bangsa lain yang semula berada di garis belakang Indonesia, seperti Vietnam dan Bangladesh dan Mongolia, ujarnya di Jakarta, akhir pekan lalu. Siswono menjelaskan bahwa peringkat berbagai bidang Indoensia semula berada tidak terlalu jauh dengan negara-negara maju. Peringkat kualitas Indonesia berada di atas Vietnam atau Bangladesh. Namun Indonesia justru banyak mengalami kemerosotan prestasi yang pernah dicapai. Indonesia yang negara agraris justru menjadi pengimpor sapi sebanyak 600 ribu ton/tahun. Indoensia juga pengimpor beras, jagung dan kedelai serta gandum. Sebanyak 25% daging sapi Indonesia harus diimpor dari negara lain. Laporan UNDP tahun 2004 menunjukkan, Human Development Index (HDI) Indoneia terus merosot dan berada di 111 negara dari 175 negara. Posisi itu jauh lebih rendah dibanding semua negara ASEAN. Misalnya, Malaysia menempati peringkat 59 dan Thailand di peringkat 76. Indonesia yang merupakan produsen dan eksportir gula terbesar di dunia di era penjajahan Belanda, justru kini mengimpor sedikitnya 30% dari seluruh kebutuhannya. "Kemandirian bangsa harus dibangkitkan kembali dengan kepercayaan diri," katanya. Dia mencontohkan, India adalah salah satu negara yang tetap mengedepankan kemandirian dan kepercayaan diri sebagai sebuah bangsa. "Saya baru saja dari India. Produk otomotif India 90% produksi sendiri. Walaupun tidak terlalu nyaman, tetapi produk sendiri," katanya. India baru saja menemukan menemukan lahan tambang. Semua dikerjakan dan diolah sendiri. "Kita sebaliknya. Ketemu tembaga dikasih Freeport. Ketemu minyak di Cepu di kasih Exxon," katanya. Padahal dengan dukungan tenaga-tenaga ahli dan permodalan yang tersedia, Indonesia mampu mengolah sendiri, seperti dilakukan beberapa perusahaan India dan RRC. China dan India yang sedang menanjak menapak sukses adalah bukti inti kemajuan suatu bangsa yang mengandalkan kemandirian dan kepercayaan diri. Kemandirian politik merupakan cara untuk bisa melepaskan ketergantungan dan intervensi. Kemandirian politik itu bisa diwujudkan setelah adanya kemandirian ekonomi. "Kita menyaksikan bahwa makna kemandirian ekonomi yang dianut India dan China bukan kemandirian yang bersifat mengisolasi diri. Dengan cerdik, RRC dan India memanfaatkan globalisasi ekonomi untuk meningkatkan perekonomian dan kualitas hidup rakyatnya," demikian Siwono. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007