Tokyo (ANTARA News) - Serangkaian gempa susulan masih mengguncang Jepang tengah, Senin, menyusul gempa berkekuatan besar sehari sebelumnya, yang menimbulkan jumlah korban cedera mencapai 193 orang di tiga prefektur, Ishikawa, Toyama dan Niigata. Menurut Badan Pengelola Bencana dan Kebakaran Jepang, jumlah rumah yang hancur seluruhnya atau sebagian mencapai 570, pada pukul 08:30 waktu setempat Senin. Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan kepada Diet (parlemen) bahwa pemerintah akan melakukan upaya-upaya sepenuhnya untuk menjamin keselamatan masyarakat di wilayah itu secepat mungkin setelah gempa Ahad, yang menewaskan seorang warga. "Kami akan melakukan sekuat tenaga untuk membantu para korban bencana dan memperbaiki wilayah yang dilanda gempa," kata Abe di depan Komisi Anggaran Majelis Tinggi. Pada pukul 07:16 waktu setempat Senin, satu gempa susulan yang mencatat kekuatan 5,3 pada skala magnitudo mengguncang sekitar prefektur Ishikawa, mencatat 4 pada seismik Jepang yang berskala 7, kata Badan Meteorologi Jepang. Tidak ada peringatan gelombang tsunami yang dikeluarkan setelah gempa. Badan Meteorologi mengumumkan Senin, diperkirakan akan terdapat sekitar 70 persen gempa susulan yang berkekuatan magnitudo 5 atau bahkan lebih tinggi, yang akan terjadi tiga hari mendatang dan 10 persen adalah gempa susulan dengan kekuatan magnitudo 6 atau bahkan lebih. Tim investigasi pemerintah yang dipimpin Kensei Mizote, menteri negara yang mengurusi bencana, melakukan peninjauan ke Wajima, Ishikawa, pada Senin pagi untuk memeriksa bangunan-bangunan rumah yang rusak dan hancur di salah satu kota yang diguncang gempa paling keras. "Yang jelas diperlukan pasokan peralatan rumah dan kondisi sanitasi bagi penduduk yang wilayahnya dilanda gempa," kata Mizote. Badan Meteorologi juga mengatakan, jumlah gempa susulan mencapai 187 kali pada pukul 10:00 waktu setempat Senin, dengan intensitas bervariasi antara 1 sampai 4 pada skala Jepang. Gempa besar Ahad yang mengguncang prefektur-prefektur itu diperkirakan berkekuatan 6,9 magnitudo dan menewaskan seorang warga di Wajima. Wanita yang menjadi korban itu tewas karena keruntuhan batu-lentera yang roboh di dalam kebunnya setelah gempa berlangsung. Badan Meteorologi mengatakan, gempa besar yang terjadi pada Ahad lalu itu disebut sebagai `Noto Hanto Jishin` atau Gempa Semenanjung Noto, yang terletak di Semenanjung Noto di prefektur Ishikawa, yang mengalami kerusakan berat akibat gempa tersebut. Di Wajima, 60 orang mengalami cedera. Sejumlah 307 rumah retak atau rusak, yang menyebabkan sekitar 2.000 orang diungsikan ke pusat-pusat komunitas serta tempat-tempat penampungan lainnya, kata pemerintah kota Wajima. Sotomi Mori, 81 tahun, malam itu tidur di sebuah pusat komunitas di Wajima dengan suaminya, berumur 85 tahun, yang menggunakan tabung oksigen karena asma. "Kami tidak bisa tidur karena kami takut ada gempa susulan," kata Mori. "Saya ingin suami saya tidur di suatu tempat yang aman, sebab saya takut mengenai kesehatannya." Tim bantuan darurat dibentuk oleh para petugas pemadam kebakaran dari Ishikawa, Toyama, Fukui dan prefektur Shiga, untuk mencari apakah ada orang-orang yang terkubur di bawah reruntuhan rumah mereka di Wajima. Suplai air bersih terputus bagi sekitar 5.500 rumahtangga di Wajima. Sementara itu, prefektur Ishikawa melanjutkan beroperasinya bandara Noto di Wajima, yang ditutup sejak gempa besar itu terjadi Ahad, demikian Kyodo.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007