Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Republik Indonesia berencana menjadi tuan rumah pertemuan antara tokoh-tokoh Hamas dengan individu-individu dari Uni Eropa dan Amerika Serikat sebagai bagian dari upaya untuk mendorong negara-negara Barat menerima pemerintah persatuan Palestina. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Menteri Luar Negeri RI Hassan Wirajuda kepada wartawan di Gedung Pancasila, Departemen Luar Negeri RI Jakarta, Senin. "Adalah untuk keperluan itu (negara Barat menerima pemerintah persatuan Palestina) maka kita berpikir perlunya RI untuk mengadakan pertemuan dimana tokoh Hamas dan personalitas atau individu-individu dari UE atau AS juga dapat hadir," katanya. Menurut Menlu RI, dengan pertemuan itu diharapkan akan membantu menciptakan pemahaman antara Hamas dan pihak Barat sehingga ada pengertian yang lebih baik antara kedua belah pihak. "Sebab selama ini kita tahu kecenderungan untuk tidak melakukan kontak oleh Hamas dinilai oleh Barat sebagai sikap suatu organisasi yang radikal dan ekstrim," katanya. Menlu-RI menegaskan bahwa fakta jika Hamas sebagai kekuatan politik berhasil dalam pemilu secara adil, damai dan demokratis tidak dapat diabaikan. Selama ini ada kecenderungan dari pihak-pihak tertentu untuk terus meminta Hamas menyepakati berbagai hal namun mengabaikan kewajiban pihak yang lain. "Keperluan kita untuk mendorong pemerintah Palestina diterima oleh Barat, oleh karena itu kita sedang mengupayakan mendorong penerimaan oleh Kuartet Timur Tengah --AS, Eropa, Russia dan Sekjen PBB," katanya. Hassan mengatakan bahwa RI berusaha agar posisi Hamas dapat bergerak ke tengah sehingga apa yang diharapkan oleh Kuartet bahwa Hamas dan pemerintah persatuan Palestina yang baru menghormati pada tiga prinsip --penghormatan terhadap hasil perundingan Oslo, penolakan penggunaaan kekerasan dan pengakuan eksistensi Israel-- dapat dirundingkan. Pemerintah RI, lanjut Menlu RI, berkepentingan atas terciptanya perdamaian di kawasan Timur Tengah karena jika konflik Palestina-Israel tidak segera diselesaikan maka tidak hanya mengancam keamanan di Timur Tengah namun juga dunia, termasuk Indonesia. "Kita ingin mendorong agar lahirnya negara Palestina merdeka di tanah airnya," ujarnya. Saat ditanya kapan pertemuan itu akan diselenggarakan, Hassan mengatakan bahwa belum ada kesepakatan mengenai waktu karena masih melakukan konfirmasi dengan para undangan. Namun pada pidato awal tahunnya, Menlu RI, mengatakan bahwa pertemuan para tokoh Hamas akan dilakukan dalam tiga bulan pertama 2007 atau sekitar Maret 2007. Sementara itu, terkait dengan pembentukan pemerintah persatuan nasional Palestina pekan lalu, Pemerintah RI berharap agar pembentukan itu akan memperkuat perjuangan rakyat Palestina untuk mewujudkan negara merdeka dan menyayangkan penolak Israel.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007