Riyadh (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla dan rombongan tiba di Riyadh, Selasa sekitar pukul 18:15 waktu setempat (22:15 WIB) dalam rangka menghadiri KTT Liga Arab ke-19 yang akan berlangsung di Ibukota Arab Saudi tersebut. Dengan menggunakan pesawat carter kecil, Wapres Jusuf Kalla disambut oleh Pangeran Satam bin Abdul Aziz selaku Wakil Gubernur Riyadh dan Dubes RI untuk Arab Saudi Dr Salim Segaf Al-jufrie serta Alwi Shihab selaku Utusan Khusus Presiden untuk Timur Tengah di pelataran karpet yang dibentangkan sampai ke tangga pesawat. Ikut dalam rombongan wakil president untuk KTT Liga Arab ini antara lain Dirjen Deplu untuk Asia, Pasifik dan Afrika Primo Alui Djoelianto, Direktur Pasca Sarjana UIN Azyumardi Azra yang juga pengamat Timur Tengah serta beberapa staf lainnya. KTT Liga Arab yang dibuka oleh Raja Arab Saudi Abdullah akan diikuti oleh sekitar 22 negara anggota Liga Arab, sementara itu Libya yang juga anggota sampai diturunkan berita ini belum menyatakan kehadirannya dalam KTT ini. Kehadiran Indonesia yang baru pertama kali diundang ke KTT hanya sebagai pengamat (observer). Ada tiga negara lainnya yang juga diundang sebagai pengamat dalam pertemuan tingkat tinggi Liga Arab yaitu Malaysia, Pakistan, dan Turki. Menurut Alwi Shihab, kehadiran Indonesia di KTT Liga Arab ini merupakan bukti bahwa Indonesia di kancah internasional khususnya di Timur Tengah mulai diperhitungan. "Ini tidak lain karena Indonesia negara berpenduduk muslim yang paling besar jumlah di dunia," katanya. Diharapkan kehadiran Indonesia dapat memberikan dampak positif, karena Arab mulai melihat Indonesia sebagai negara yang dapat diajak untuk berkonsultasi dalam mencari penyelesaian masalah Timur Tengah. Perhatian Indonesia dalam memberikan sumbang pikiran dan lobbi untuk menciptakan perdamaian di Timur Tengah juga merupakan pertimbangan bagi negara Arab, ujar Alwi. Agenda KTT Liga Arab ini masih berkaitan dengan usaha mencari penyelesaian terhadap konflik Palestina/Arab dengan Israel, usaha perdamaian yang akan diambil, masalah Irak serta kemungkinan isu mengenai nuklir Iran. Sekjen PBB Ban Ki-moon yang sedang melakukan kunjungan resmi selama 11 hari ke enam negara di Timur Tengah sekarang ini juga dijadwalkan akan menghadiri KTT Liga Arab ini. Ban seperti yang diberitakan AFP minggu lalu sedang melancarkan usaha untuk mengakhiri krisis politik di Timur tengah (Timteng) dengan mencoba menghidupkan kembali proses perdamaian. Sekjen PBB ini melihat KTT Liga Arab merupakan forum yang tepat dapat membantu usaha untuk menciptakan perdamaian di Timteng terutama yang berkaitan dengan issu Palestina dan menganggap bahwa pembentukan pemerintah baru Palestina sebagai suatu langkah positif ke depan dan ingin mendorong proses perdamaian dapat terwujud di Timteng. Ia juga tidak mempermasalahkan perubahan inisiatif Arab Saudi terhadap Israel demi terciptanya perdamaian di kawasan Timur Tengah. Menanggapi keinginan untuk melakukan perubahan pada inisitif tersebut, Arab Saudi, Suriah dan Mesir dilaporkan sepakat menolak upaya tersebut. Suleiman Ewad, jubir kepresidenan Mesir seperti dilansir harian Al-Ahram, mengatakan inisitif Arab Saudi secara utuh tidak dapat diubah. Inisitif dapat memberi ruang bagi Israel untuk menjalin normalisasi hubungan dengan negara-negara Arab. Sebelumnya Israel telah berulang kali mengecam inisiatif Arab Saudi tersebut dan menginginkan beberapa perubahan pada pasalnya. Inisiatif Arab Saudi itu pada intinya menegaskan bahwa dunia Arab siap menjalin hubungan diplomatik penuh dengan Israel bila negara Yahudi itu telah menarik diri dari seluruh wilayah Arab yang didudukinya dalam perang 1967. Wilayah Arab yang hingga kini masih diduduki Israel adalah wilayah Palestina, Dataran Tinggi Golan di Suriah serta daerah pertanian Sheba di Selatan Lebanon. Namun, Israel menolak inisiatif itu dan menginginkan hubungan diplomatik dengan dunia Arab terlebih dahulu baru secara berangsur menarik pasukannya dari wilayah yang diduduki sebagaimana yang pernah dilakukan oleh negara tersebut sebelumnya dengan Mesir.(*)

Pewarta: heru
Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007