Washington (ANTARA News) - Upaya kudeta di Turki tidak memengaruhi operasi yang menargetkan Islamic State (ISIS), dan pasukan Amerika akan terus menjalankan misinya dari sebuah pangkalan udara di sana, kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS), Jumat (15/7) waktu setempat.

Turki, sekutu NATO utama bagi AS, selama setahun terakhir mengizinkan AS melancarkan serangan yang menargetkan militan ISIS di negara tetangga Suriah dari Pangkalan Udara Incirlik.

Pangkalan udara tersebut berada di dekat perbatasan dan memberikan keuntungan besar bagi militer AS, yang sebelumnya menerbangkan misinya jauh dari Teluk.

Situasi di Turki "tidak memengaruhi operasi melawan ISIL (ISIS) dari Pangkalan Udara Incirlik di Turki," kata pejabat yang tidak ingin disebutkan namanya itu.

"Kami masih menjalankan misi dari Pangkalan Udara Incirlik."

Di pangkalan tersebut, AS menempatkan drone, selusin pesawat tempur A-10 Warthog, yang secara khusus juga disesuaikan untuk memberikan dukungan udara dari jarak dekat, satu skuadron pesawat tempur elektronik Prowler, serta pesawat pasokan, menurut Pentagon.

Sekitar 2.200 personel tentara dan warga sipil AS ditempatkan di Turki, termasuk 1.500 orang di Incirlik, demikian AFP.

Penerjemah: Gilang Galiartha
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2016