Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Dr Lukman Hakim menegaskan bahwa LIPI hanya sebuah lembaga tempat sekitar 1.200 peneliti dari berbagai bidang ilmu berkumpul. "Bahkan dalam satu bidang ilmu politik atau sejarah misalnya apa yang menjadi pendapat seorang peneliti belum tentu sama dengan pendapat peneliti lainnya dan tidak mencerminkan lembaga secara keseluruhan," kata Lukman saat menerima 20 perwakilan demonstran dari Gerakan Rakyat Anti Komunis (GERAK) di Jakarta, Rabu. Sekitar 300 anggota Gerakan Rakyat Anti Komunis (GERAK) berunjuk rasa di depan kantor LIPI, memprotes berbagai tulisan peneliti dan sejarawan LIPI Dr Asvi Marwan Adam di berbagai media massa dan buku serta menuntut LIPI untuk memecatnya. Lukman mengatakan, data dan hasil penelitian yang dipaparkan oleh seorang peneliti tidak boleh dilandaskan atas kebohongan karena itu pihaknya akan menyikapi kasus Asvi Marwan Adam melalui mekanisme pertanggungjawaban ilmiah. Doktor di bidang farmasi ini juga mengatakan, peneliti LIPI seringkali sulit memisahkan antara dirinya yang pegawai LIPI dan pendapatnya sebagai seorang peneliti. "Pak Indria (Peneliti Senior dari Pusat Penelitian Politik LIPI Prof Dr Indria Samego -red) saja sulit memisahkan dirinya dengan LIPI karena wartawan yang mewawancarainya langsung menyebutkan bahwa dia dari LIPI," katanya. "Jadi pernyataan bahwa LIPI sarang komunis itu berlebihan. Jangan sangka pendapat seorang sejarawan LIPI ternyata dibantah oleh ahli sejarawan LIPI lainnya," katanya. Sementara itu, Indria Samego yang merupakan anggota Majelis Profesor Riset LIPI mengatakan, soal pecat-memecat ada prosedurnya sendiri, tetapi untuk mengkaji tulisannya dan menyatakan bahwa `Anda tidak etis` dan `Jangan lagi menggunakan nama LIPI` merupakan hak dari pimpinan LIPI. Sementara itu, Dr Asvi Marwan Adam di tempat berbeda menyatakan prihatin atas demonstrasi yang mendebat tulisannya dan meminta mereka yang tak setuju atas tulisannya menjawabnya dengan tulisan juga, bukan dengan unjuk rasa.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007