Palu (ANTARA News) - Para siswa, guru, dan anggota masyarakat lainnya, Sabtu pagi, memadati sejumlah mesjid di Kota Palu (ibukota Provinsi Sulteng), untuk mengikuti acara peringatan hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW (Maulid) 1428 Hijriah. Pantauan ANTARA News, Sabtu, menyebutkan peringatan Maulid di masjid-masjid tersebut ditandai dengan berbagai kegiatan, seperti lomba baca ayat suci Al-Qur`an, lomba Azan, lomba puisi bernuansa Islami dengan peserta siswa SD dan SLTP, namun sebagian besarnya diisi dengan ceramah agama. Kegiatan ini umumnya dimulai pukul 08:00 Wita dan berakhir hingga siang hari. Peringatan Maulid di Masjid Raya Baiturrahim Jln Masjid Raya Palu, selain dihadiri ratusan siswa SD sampai SLTA, para guru, dan anggota masyarakat lain, juga terdapat beberapa pejabat tingkat Provinsi Sulteng dan Kota Palu. Dalam ceramahnya pada kesempatan itu, Kepala Kanwil Depag Sulteng, Drs H Abdul Azis Godal MSi, mengatakan banyak pelajar di daerahnya dewasa ini terkesan kurang memperhatikan nilai-nilai agama sehingga perilakunya sering menyimpang dari ajaran Islam. Contoh-contoh ke arah itu, antara lain semakin banyak remaja muslim terjerumus dalam kehidupan hedonisme (pandangan yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama dalam hidup) hingga menjadi korban dekadensi moral, karena alasan mengikuti trend globalisasi. "Padangan demikian ini keliru besar, sebab Agama Islam yang dibawa Rasullullah Muhammad SAW mengajarkan perlu adanya keseimbangan hidup antara dunia dan akherat," kata dia. Atas dasar itu, Godal meminta para pengajar di sekolah selain aktif mengajarkan pendidikan duniawai, tapi juga berperan menjadi pembimbing agama bagi siswa-siswanya. Menurut Godal yang mantan guru agama tersebut, pentingnya pihak sekolah dalam merubah perilaku anak didik ke arah positif, dikarenakan sepertiga waktu siswa dihabiskan di lembaga pendidikan. "Apalagi peran guru yang bersinggungan langsung dengan murid setiap hari," katanya. Karena itu, lanjut dia, jika Kepala Sekolah yang dibantu guru tidak mampu menjadi pembimbing agama, dipastikan anak didiknya tidak mendapatkan bekal agama yang cukup dalam menghadapi kehidupan dunia kelak yang penuh dengan berbagai bentuk kemaksiatan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007