Cirebon (ANTARA News) - Dari data survei Wahid Foundation provinsi Jawa Barat memasuki urutan pertama kasus intoleransi di Indonesia dan dari data itu kasus bom bunuh diri pelakunya dari daerah tersebut.

"Ini memprihatinkan dari data yang kami miliki dan kami juga himpun dari kepolisian hampir 80 persen pelaku bom bunuh diri di Indoensia dari Jawa Barat," kata Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid saat memberikan materi pada seminar dan workshop desa inklusi "peranan Pemerintah Lokal dalam upaya mendorong inklusifisme di masyarakat" di Cirebon, Selasa.

Akan tetapi Yenny optimis, masyarakat Jawa Barat dengan kultur yang masih melekat mampu membangun kesadaran yang sama tentang paham intoleransi dan inklusifisme.

Dan ia melihat masyarakat Desa harus menjadi penegak kedaulatan bangsa, karena ia berpandangan yang masih memegang toleransi itu masyarakat desa.

Dia mengajak kepala daerah dan kepala desa untuk menciptakan desa yang inklusif bagi pemikiran toleran, teguh pada tradisi.

Menurutnya, jika desa tidak kuat menjadi penegak kedaulatan bangsa, maka banyak pertempuran yang akan berdampak besar terhadap dinamika di negara Indonesia.

"Sebab, kepala daerah yang paling mengerti kondisi daerahnya hingga kepala desa dan kami hanya ingin mengajak membangun kesadaran bersama," ujarnya.

Ia menambahkan Kearifan lokal juga menjadi inspirasi bukan bagi desanya tapi bagi nasional.

Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2016