Jakarta (ANTARA News) - India mengancam mengurangi impor minyak sawit dari Indonesia bahkan akan mengalihkan ke penggunaan minyak nabati lainnya bila Indonesia tidak lagi mengekspor minyak sawit mentah (CPO) tapi minyak sawit olahan (refine palm oil). "Kalau Indonesia ikut-ikutan seperti Malaysia tidak lagi mengekspor CPO tapi minyak sawit olahan, maka India akan berpikir mencari (minyak nabati) lainnya, seperti minyak kedele," kata Direktur Eksekutif Asosiasi Pemasok Bahan Pelarut India (The Solvent Extractors` Association of India) BV Mehta, di Jakarta, Selasa. Hal itu dikemukakannya pada pemaparan rencana konferensi Globoil Internasional pada 1-3 Mei 2007 di Jakarta, yang akan mempertemukan produsen dan pembeli minyak sawit dari Indonesia dan Malaysia sebagai negara produsen dengan pembeli dari India, Srilanka, Bangladesh, dan Pakistan, serta negara Uni Eropa lainnya. Ia mengatakan setiap tahun India memerlukan tambahan impor minyak nabati sekitar 500 ribu ton per tahun untuk memenuhi kebutuhan yang terus bertambah seiring dengan pertambahan penduduk India yang mencapai 18 juta orang per tahun. "Saat ini dari total kebutuhan minyak nabati di India yang mencapai 12 juta ton sekitar 25 persen atau tiga juta ton diantaranya berasal dari minyak sawit," ujarnya. Oleh karena itu, setiap tahun India mengimpor minyak sawit dari Indonesia cukup besar, sehingga Indonesia memainkan peranan penting bagi kebutuhan minyak sawit di negara tersebut. "Yang kami butuhkan adalah minyak sawit mintah (CPO) untuk diolah kembali oleh industri pengolahan kami. Jadi jangan memproduksi produk yang tidak dibutuhkan pembeli," ujar Mehta mengingatkan. Pernyataan itu menanggapi pertanyaan apa dampak bagi India, bila Pemerintah Indonesia akan mengurangi atau membatasi ekspor CPO karena ingin mengembangkan industri hilirnya di dalam negeri. "Indonesia merupakan pemasok CPO terbesar bagi India. Ekspor CPO dari Indonesia terus meningkat dibandingkan Malaysia, karena Malaysia mengekspor minyak sawit olahan yang tidak terlalu kami inginkan," katanya. Ia berharap pemerintah Indonesia membuat keseimbangan antara pasokan ekspor CPO dengan kebutuhan dalam negeri, agar kepentingan pasar CPO dunia juga terjaga. Berdasarkan data Oil World yang dikemukakannya berdasarkan tahun fiskal Oktober 2005 sampai September 2006, impor minyak sawit dalam bentuk mentah (CPO) India dari Indonesia mencapai 2,116 juta ton, sedangkan Malaysia impor minyak sawit dalam bentuk olahan (refined) hanya sekitar 471 ribu ton. Pada 2005 (Oktober 2004-September 2005) impor CPO India dari Indonesia mencapai 2,678 juta ton turun dibandingkan periode yang sama tahun 2004 sebesar 2,73 juta ton. Sedangkan impor minyak sawit India dari Malaysia pada 2005 mencapai 744 ribu ton atau turun dibandingkan tahun 2004 sebesar 1,035 juta ton.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007