Jakarta (ANTARA News) - Departemen Pertanian mengharapkan impor gula mentah atau raw sugar untuk industri gula rafinasi masuk ke dalam negeri sebelum musim giling yang akan dimulai sekitar Juni atau Juli 2007. Dirjen Perkebunan, Ahmad Mangga Barani di Jakarta, Jumat menyatakan, terhadap permohonan impor raw sugar yang diajukan PT Perkebunan Nusantara serta dua perusahaan BUMN lainnya yakni RNI dan PT Kebon Agung Mentan telah memberikan rekomendasi. Dari total impor gula mentah yang diajukan sebanyak 238.564 ton, tambahnya, Deptan hanya memberikan persetujuan sebanyak 217.925 ton. "Musim giling nantinya bulan Juni-Juli oleh karena itu Departemen Perdagangan diharapkan mengeluarkan ijinnya pada Mei," katanya. Menurut dia, dari total impor gula mentah yang telah disetujui tersebut, 185.514 ton untuk keperluan pabrik gula di Jawa, antara lain PTPN X sebanyak 50.000 ton dan PTPN IX 19.539 ton. Selain itu untuk PT Kebon Agung 12.000 ton, juga untuk PT RNI I dan II sebanyak 43.975 ton, sedangkan untuk PTPN XI sekitar 60.000 ton. Sementara Gorontalo sebanyak 12.000 ton dan PTPN IV sebesar 20.000 ton baru mengajukan permohonan. Mangga Barani menyatakan, sebagian gula mentah tersebut sudah akan diolah pada bulan Mei 2007 dan harus digunakan pada awal dan akhir musim giling sehingga tak boleh ganggu musim giling. Dikatakannya, dengan impor raw sugar yang hampir mencapai 218 ribu ton tersebut maka pada 2007 akan terdapat stok gula putih sebanyak 190 ribu ton. Menyinggung produksi gula dalam negeri, Dirjen mengatakan, untuk 2007 ditargetkan mencapai 2,5-2,6 juta ton dan diharapkan pada 2009 mampu berswasembada gula. Sedangkan menanggapi pernyataan Menperin bahwa industri gula nasional harus berbasis tebu, Dirjen Perkebunan menyatakan, hal itu merupakan sesuatu yang positif. "Kita gembira dengan keinginan menperin tersebut karena hal itu akan memberikan kesempatan kerja kepada petani," katanya. Kalau industri gula nasional hanya berbasis pengolahan gula rafinasi, tambahnya, maka hanya akan memberi manfaat petani negara lain.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007