Mekkah (ANTARA News) - Beberapa anggota jamaah haji Indonesia menyampaikan penghargaan kepada pemerintah karena telah meningkatkan pelayanan transportasi, katering dan pemondokan di Madinah dan Mekkah, Arab Saudi, musim haji tahun ini.

"Terkait layanan, saya merasa sangat memuaskan. Dari tempat tinggalnya, konsumsinya, semuanya sudah sangat meningkat," kata pembimbing ibadah Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Muhammadiyah Semarang Mahasin di pemondokan 207 kawasan Mahbas Jin, Mekkah, Kamis.

Dia senang mendapat hotel yang bagus dan nyaman, serta makanan Indonesia yang bervariasi.

Tokoh perempuan Muhammadiyah Semarang, Netty, juga mengatakan makanan untuk jamaah enak dan sesuai cita rasanya. Dan tokoh Muhammadiyah yang lain, Zuhad, mengamini pernyataan rekan-rekannya.

"Alhamdulillah, sampai sini dengan fasilitas yang sangat baik. Dirasakan kemajuannya sangat besar. Dan kita tiap hari kenyang. Makannya sangat nikmat, selera Jawa, cocok. Lauknya sangat banyak, ukuran untuk dua porsi," katanya.

Di Pemondokan 910 Kawasan Misfalah, Mekkah, Ibnu Mahmudi (55), warga Madiun yang sudah pernah berhaji tahun 2007, juga merasakan peningkatan layanan dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun ini.

"Layanan ada peningkatan. Konsumsi bagus. Cocok dengan orang Madiun. Ada pindangnya dan pedes juga. Dulu 30 hari tidak ada jatah makan, sekarang ada," katanya.

Ia mengaku kuantitas dan kualitas layanan jauh lebih bagus dibanding saat dia menunaikan ibadah haji tahun 2007.

"Minumannya disediakan lengkap, bahkan lebih dari cukup. Dulu saya beli. Dulu tiap hari beli, sekarang tidak," kata Ibnu, yang tergabung dalam Kelompok Terbang 8 Embarkasi Surabaya.

Layanan untuk jamaah haji Indonesia di Madinah, menurut dia, juga memuaskan dengan jarak pemondokan jamaah dekat dengan Masjid Nabawi.

"Hotel di Mekkah juga bagus, sekamar dulu delapan orang, sekarang empat orang. Alhamdulillah antrean mandinya tidak lama," tambah dia.

Mukhlisin dan Suyatno yang tinggal di Pemondokan 802 di wilayah Jarwal juga senang karena mendapat pemondokan yang menurut mereka tidak jauh dari Masjidil Haram.

"Kami ditempatkan di hotel yang tidak jauh dari Masjidil Haram, hanya 1,34 km. Kami menikmati dengan berjalan kaki karena semakin dekat dibanding naik taksi atau bus," kata Mukhlisin, yang tergabung dalam Kelompok Terbang 45 Embarkasi Surabaya.

Mukhlisin dan Suyatno mendapat fasilitas hotel bintang tiga dengan kamar mandi di dalam dan pendingin ruangan.

"Alhamdulillah tahun ini kita juga dikasih konsumsi 24 kali. Barangkali ke depan bisa ditambah agar full," kata Mukhlisin dari KBIH Labbaik RS Muhammadiyah Lamongan.

Suyatno juga cocok dengan menu makanan yang disajikan perusahaan katering.

"Walaupun lidah kita lidah Indonesia, tapi yang kita rasakan di sini sama karena selera Nusantara ada di sini. Secara keseluruhan bahwa peningkatan yang kita rasakan luar biasa," ujarnya.


Siap terima aduan

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Abdul Djamil saat mengunjungi beberapa pemondokan untuk memeriksa kualitas layanan meminta jamaah tidak ragu melapor jika mendapati layanan yang tidak sesuai.

Ia berjanji segera menyampaikan teguran agar dilakukan perbaikan.

"Saya harus memastikan kualitas layanan, karena kalau pihak penyedia katering misalnya melenceng dari ketentuan kontrak, maka dia harus menanggung risiko," katanya.

"Makanya, sebelum didistribusikan ke jamaah, diperiksa dulu sama petugas sansur (sanitasi dan surveilans) untuk memastikan ada mengandung toksin atau tidak. Kalau tidak ada kandungan, boleh didistribusikan," katanya.

Demikian juga dengan hotel, lanjut dia, "tidak boleh melebihi kapasitas sebagaimana yang ditetapkan dalam tasrih (keterangan) yang diterbitkan oleh Pemerintah Arab Saudi."

"Kita harus tetap mempertahankan layanan kepada jamaah haji sebaik-baiknya. Karena tugas Pemerintah adalah memberikan layanan yang baik, memberikan bimbingan, dan melindungi jamaah haji," katanya.


Pewarta: Gusti NC Aryani
Editor: Maryati
COPYRIGHT © ANTARA 2016