Jatinangor, Jabar (ANTARA News) - Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) I Nyoman Sumaryadi dihadapan Wakil Presiden (Wapres) M Jusuf Kalla mengakui pemukulan terhadap siswa Cliff Muntu dilakukan dengan sangat sadis. "Saat itu, dilakukan "pembinaan" dan dilakukan pemukulan di dada dan dari informasi buah zakarnya Clif rusak sehingga menurut analisa kami dia dipukul dengan sadis," kata Rektor IPDN I Nyoman Sumaryadi di hadapan Wapres M Jusuf Kalla di Kampus IPDN Jatinangor Jabar, Sabtu. Atas penjelasan Rektor tersebut Wapres sempat menyeletuk bahwa yang dimaksud dengan "pembinaan" adalah pembinaan dalam tanda kutip. "Jadi "pembinaan" dalam tanda kutip," kata Wapres. Pada kesempatan itu, Wapres juga menanyakan kenapa nada tradisi kekerasan di lingkungan IPDN, menurut Rektor, tradisi kekerasan terjadi sejak pertama kali perguruan tinggi ini berdiri. Rektor menjelaskan bahwa di kampus IPDN saat ini terdapat 4.658 orang dimana 997 perempuan. Seluruh siswa tersebut tinggal di 30 asrama yang ada, dengan 225 dosen. "Sejak tahun 1992 sudah ada tiga siswa yang meninggal karena kekerasan di kampus, yakni Eri Rahman tahun 1999-2000, Wahyu Hidayat 2002-2003 dan Cliff Muntu tahun 2007 ini," kata I Nyoman Sumaryadi. Mendapatkan penjelasan tersebut Wapres meminta agar budaya kekerasan segera bisa diselesaikan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007