Jakarta (ANTARA News) - Seorang analis pasar uang mengatakan, Bank Indonesia (BI) akan tetap menjaga likuiditas rupiah di pasar pada kisaran yang ketat antara Rp9.100 sampai Rp9.150 per dolar AS, meski mata uang lokal itu bisa mendekati level Rp9.200 per dolar AS. "Masuknya BI di pasar uang dimaksudkan untuk menjaga rupiah agar tidak bergejolak. Karena itu rupiah akan dijaga antara Rp9.100 hingga Rp9.150 per dolar AS," kata Analis Valas PT Bank Mega Tbk, Adrian, di Jakarta, akhir pekan ini. Ia mengemukakan rupiah sebenarnya berpeluang besar untuk menguat lebih jauh di bawah level Rp9.100 per dolar AS, karena kuatnya dukungan pasar dengan aktifnya pelaku asing bermain saham yang memicu pembelian rupiah. Namun bagi bank sentral, terlalu kuatnya rupiah bisa berakibat berkurangnya kondusifitas terhadap ekspor Indonesia. Oleh karena itu, BI akan terus memantau pergerakan rupiah di pasar valas dan abisa intervensi pasar dengan melihat kondisi pasar. Menurut dia, posisi nilai tukar rupiah sebenarnya sangat diuntungkan dengan pertumbuhan ekonomi AS yang melambat dan BI yang mempertahankan tingkat bunga BI Rate pada 9 persen. "Dengan mempertahankan BI rate di posisi 9 persen, kemungkinan BI ingin menjaga ekspektasi inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah jauh dari tekanan arus kapital keluar (capital outflow)," ucapnya. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007