Jika diibaratkan, hati nurani merupakan suatu rumah, di mana pengisi rumah dapat keluar dengan bebas, jika rumah itu terbebas dari semua penghalang. Apa penyebab pemilik rumah tidak dapat keluar dari rumahnya? Mungkin karena pintunya terkunci dari luar, pagar rumahnya terhalang sesuatu, atau jalan keluar sudah tidak ada lagi. Banyak kemungkinan dapat terjadi. Pemilik rumah itu adalah cahaya kesadaran dari sang Hidup yang seharusnya memancar keluar dari rumahnya, tetapi terhalang oleh kotoran yang menempel di sekitar jalan keluarnya. Akibatnya, daya hidup menjadi terhalang. Kotoran yang menghalangi jalan keluar cahaya kesadaran, juga menutupi setiap roda-roda energi (cakra) yang menjadikannya mengecil, memancarkan aura atau cahaya yang buram, juga menutup jalur-jalur energi di seluruh tubuh. Kotoran tersebut juga menutup hubungan antara setiap lapisan tubuh, mulai tubuh fisik, eteris, astral, jiwa, spiritual, kosmis dan tubuh ketuhanan. Kotoran-kotoran ini ada karena tingkah laku yang menyimpang, kotoran-kotoran tersebut lazim disebut dosa. Perbuatan dosa yang dilakukan berulang-ulang tanpa adanya suatu pembersihan, dengan sendirinya menyebabkan sarana dan jalan bagi sang cahaya terang keluar akan terhambat. Dalam keadaan yang demikian sang Hidup menjadi terpenjara di dalam hati. Tertutupnya suara hati nurani akan berdampak langsung terhadap lingkungan, dampaknya pasti merugikan. Manusia yang hati nuraninya tertutup akan berada dalam keadaan yang gelap dan kacau. Ia akan menjadi makhluk hidup yang tidak memiliki perasan, sama seperti robot, dia tidak mengerti makna dari kehidupan itu sendiri. Ia akan terjebak dengan semua yang ada di sekelilingnya dan tidak mengenal jati dirinya. Apalagi untuk mengenal orang lain dan lingkungannya. Dalam kondisi yang demikian sangatlah jauh baginya untuk dapat mengenal dan menghayati Tuhan. Hidupnya akan menjadi sia-sia dan selalu dalam keadaan tersiksa. Sebuah negara dikatakan maju, apabila manusia yang mengisinya telah memiliki peradaban yang maju. Sebuah negara dikatakan rusak, apabila yang mengisinya adalah manusia dalam keadaan rusak (tertutup hati nuraninya). Kualitas suatu negara ditentukan oleh manusia yang menjadi pengisinya. Kemakmuran suatu negara dapat dicapai apabila manusia yang menjadi mengisinya telah hidup makmur terlebih dahulu. Sebaik apa pun sistem aturan hukum serta teknologi yang dimiliki oleh suatu negara, apabila terdiri atas manusia yang rusak, tidak akan membawa dampak yang baik bagi negara tersebut. Kita harus menyadari bahwa bencana yang terjadi di sebuah negara, banyak ditimbulkan oleh kualitas manusia yang mengisinya. Alam akan menunjang kelangsungan hidup manusia jika manusia dapat memelihara dan menjaga alamnya. Dengan sendirinya, alam akan bekerja sama untuk menjaga dan memelihara kelangsungan hidup masing-masing. *)Penulis adalah pencetus Gerakan Revolusi Hati Nurani, sekaligus pendiri Yayasan Sirnagalih yang aktif membina peningkatan kualitas diri manusia

Oleh Oleh Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007