Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres) M Jusuf Kalla meminta para mahasiswa tidak alergi pada partai politik (parpol) karena parpol adalah jalan masuk untuk semua jabatan dalam fungsi-fungsi kenegaraan. "Jadi jangan pernah alergi pada parpol karena parpol jalan masuk untuk semua jabatan. Kalau tidak, nanti orang lain yang akan masuk," kata Jusuf Kalla yang juga Ketua Umum DPP Partai Golkar saat menjadi pembicara pada Perkaderan Fungsional Mahasiswa Angkatan II Partai Golkar di Jakarta, Senin. Karena begitu pentingnya parpol, tambah Jusuf Kalla, maka, para pengurus partai harus lebih pintar, lebih arif dan lebih bijaksana dari yang lainnya. Karena itu, tambahnya, parpol harus memiliki kader-kader seperti yang diperlukan tersebut. "Jadi kalau kita menolak atau menjauhi parpol maka kita berarti menjauhi kemungkinan untuk ikut mengawasi serta menjalankan fungsi kenegaraan, (pemerintahan)," kata Jusuf Kalla. Wapres menjelaskan bahwa dalam sistem demokrasi, pemilihan dilakukan langsung oleh rakyat. Namun meskipun dipilih langsung oleh rakyat, calon bersangkutan harus dipilih dulu oleh parpol. Oleh sebab itu, sambungnya, untuk menjadi pemimpin dari segala tingkatan (bupati hingga presiden), tetap tidak bisa dipilih oleh rakyat tanpa dipilih dulu oleh parpol. "Jadi dari segala lini pemimpin, semua pucuk-pucuk pimpinan negara yang penting harus disetujui DPR. Semua lewat DPR dan DPR isinya fraksi-fraksi. Jadi semua lewat partai," kata Jusuf Kalla. Dalam kesempatan itu, Wapres selaku ketua Umum DPP Partai Golkar mengatakan ingin meluruskan persepsi mahasiwa karena selama ini mahasiswa kadang-kadang salah karena apapun yang sudah establis dianggap salah, sementara parpol juga selalu dikritik habis-habisan. Selain itu, tambahnya, partai Golkar melihat ke depan, yaitu jika bangsa Indonesia ingin bermutu maka haruslah mempunyai kader intelektual yang baik. "Kita ingin pada suatu saat partai ini dilanjutkan oleh kader-kader yang punya intelektual dan kemajuan yang lebih baik," kata Jusuf Kalla. Acara tersebut diikuti 110 mahasiswa dari 60 Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007