Bogor (ANTARA News) - Diubahnya pola penelitian dari sentralisasi ke desentralisasi secara riil dapat lebih memfokuskan riset-riset yang dilakukan Institut Pertanian Bogor (IPB) lebih mengerucut pada hasil yang bisa diterapkan atau "membumi", dan sekaligus meningkatkan kualitas kompetisi diantara peneliti. "Jadi, dengan desentralisasi itu, kewenangan IPB dan perguruan tinggi (PT) lainnya yang mendapatkan dana penelitian bisa lebih memfokuskan risetnya pada kebutuhan yang diinginkan masyarakat, selain untuk pengembangan kapasitas penelitinya sendiri," kata Wakil Rektor (WR) I IPB, Prof Dr Ir M Achmad Chozin, MAgr di Kampus Darmaga, Bogor, Jabar, Selasa. Usai membuka Seminar Hasil-Hasil Penelitian Hibah Bersaing, Ilmu Dasar, Riset Unggulan Terpadu dan Hibah Penelitian Tim Pascasarjana yang diselenggarakan Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM) IPB, ia mengemukakan, bila sebelumnya dana-dana riset itu harus dikompetisikan di Jakarta, maka dengan pemberian kewenangan desentrasilasi itu, maka juga akan terjadi pemerataan kepada seluruh PT di Indonesia. Sebagai salah satu PT yang diberi wewenang desentralisasi penelitian dengan pola "block grant", kata dia, maka atmosfir penelitian di IPB diharapkan juga semakin meningkat di kalangan staf pengajarnya, karena kompetisinya juga menyempit karena hanya di kalangan IPB sendiri. "Bila sebelumnya kompetisinya adalah di Jakarta secara nasional, maka kini diantara staf peneliti di IPB sendiri, sehingga peluang penelitiannya lolos lebih terbuka," katanya. Menurut dia, seminar yang diadakan kali ini diakui belum mengerucut seperti diharapkan karena hasil penelitian itu adalah penelitian yang selama ini sudah berjalan sejak tahun 2005 dan 2006, yang masih memakai pola sentralisasi. "Untuk pola desentralisasinya baru kita mulai tahun 2007 ini," kata Achmad Chozin, dan menambahkan bahwa dana "block grant" yang dialokasikan pemerintah pada tahun 2007 ini senilai Rp4,9 miliar untuk 85 judul penelitian, dengan rata-rata biaya per judul penelitian berkisar Rp40 sampai Rp50 juta. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dari tahun 2006, yang alokasi dana bantuan penelitiaannya senilai Rp4,7 miliar dengan 61 judul penelitian. Dengan pengubahan pola penelitian menjadi desentralisasi pada tahun 2007 ini, katanya, juga pas dengan tahun inisiasi universitas riset yang telah dicanangkan IPB, dimana banyak tantangan yang akan dihadapi dalam mewujudkannya. Ia memberi contoh di bidang penelitian, selain jumlah dan kualitas penelitian yang tinggi, jumlah dan kualitas publikasi ilmiah yang tinggi juga sangat diperlukan oleh suatu universitas riset. Jika satu judul penelitian paling tidak menghasilkan satu tulisan di jurnal terpandang di bidangnya (terakreditasi), maka akan dihasilkan paling tidak 50 buah publikasi ilmiah dan hal itu akan meningkatkan eksistensi dan citra peneliti IPB, baik di tingkat nasional, regional maupun internasional. Di samping itu, adanya kegitian seminar tersebut, selain sebagai diseminasi hasil-hasil penelitian yang telah didanai oleh pemerintah, juga dalam rangka mengembangkan suasana "research climate" di civitas akademika IPB menuju IPB menjadi universitas riset.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007