Washington (ANTARA News) - Bukti mengenai keberadaan air telah dideteksi untuk pertama kali di sebuah planet di luar sistem Bima Sakti, kata seorang astronom Selasa, temuan menggiurkan bagi ilmuwan yang ingin mengetahui apakah ada kehidupan di luar Bumi. Travis Barman, astronom di Lowell Observatory di Flagstaff, Arizona, mengatakan uap air telah ditemukan di atmosfir planet besar gas mirip Jupiter yang terletak 150 tahun cahaya dari Bumi di gugus bintang Pegasus. Planet tersebut dikenal dengan nama HD 209458b. Ilmuwan lain melaporkan pada Februari bahwa mereka tak dapat menemukan bukti mengenai keberadaan air di atmosfir planet itu, serta planet lain yang mirip Jupiter. "Saya sangat yakin," kata Barman dalam wawancara, seperti dikutip Reuters. "Ini benar-benar berita baik karena air telah diramalkan ada di atmosfir planet ini dan banyak planet lain selama waktu tertentu." Lowell Observatory, lembaga penelitian astronomi milik swasta, mengumumkan temuan tersebut, yang telah diterima untuk diterbitkan dalan "Astrophysical Journal". Penelitian itu didukung oleh NASA, katanya. Pendeteksian keberadaan uap air mungkin terjadi karena planet tersebut, dari tempat yang menguntungkan di Bumi, mengorbit langsung di depan bintangnya setiap 3,5 hari, sehingga memungkinkan dilakukannya pengukuran penting. Benda angkasa itu adalah apa yang dikenal sebagai planet perlintasan. Para ilmuwan yang mencari tanda kehidupan di luar Bumi sangat ingin mengetahui keberadaan air di planet lain -- baik di dalam maupun di luar sistem tatasurya kita -- karena air diduga sebagai dasar bagi adanya kehidupan. Barman menyatakan bahwa sangat tipis kemungkinan ada kehidupan di planet gas mirip Jupiter seperti itu, yang berbeda dengan planet, berbatu mirip Bumi, dan mengatakan temuan mengenai uap air di atmosfirnya tersebut tak menjawab, dengan satu atau lain cara, pertanyaan mengenai adanya kehidupan. "Bagian teka-teki" Temuan itu, katanya, "tak layak untuk benar-benar menangani pertanyaan sedalam dan sebaik keberadaan kehidupan di tempat lain. Kami belum sampai sana". "Tentu saja ini merupakan bagian teka-teki --memahami pembagian air di sistem lain tata surya penting untuk memahami apakah kondisi bagi kehidupan mungkin ada, atau tidak, tapi itu juga bukan berarti ada (kehidupan)," kata Barman. Ia menyatakan temuannya benar-benar memberi alasan baik untuk percaya planet lain di luar sistem Bima Sakti juga memiliki uap air di atmosfirnya. Kesimpulan tersebut berpangkal dari analisis ukuran Teleskop Antariksa Hubble oleh Heather Knutson dari Harvard University dan model teori baru yang dikembangkan oleh Barman, kata Lowell Observatory. Air berlimpah di Bumi dan telah ditemukan di tempat lain di sistem tatasurya kita, misalnya dalam timbunan es besar di kutub utara dan selatan planet Mars. Planet HD 209458b juga merupakan planet pertama di luar sistem Bima Sakti yang didapati memiliki atmosfir dan planet perlintasan pertama yang dideteksi. Ada lebih dari 200 planet yang diketahui berada di luar sistem Bima Sakti. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007