Jakarta (ANTARA News) - Serikat Pekerja (SP) PT Garuda Indonesia Bersatu meminta Menteri Negara BUMN, Sugiharto untuk segera menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk menentukan nasib maskapai penerbangan plat merah ini ke depan. "Kami minta kepada Presiden dan Menteri Negara BUMN untuk segera melakukan RUPS," kata Ketua Bidang Humas Serikat Karyawan PT. Garuda (Sekarga), Tomy Tampatty ketika ditemui di kantor Kementerian Negara BUMN setelah memberikan surat pernyataan sikap mereka kepada Meneg BUMN, Jakarta, Rabu. Dalam pernyataan sikap mereka disebutkan bahwa Direksi PT Garuda Indonesia telah melanggar undang-undang dan anggaran dasar perusahaan karena RUPS-Rencana Kerja dan Anggaran Pemerintah (RKAP) tahun 2006 tidak dilaksanakan, begitu pula dengan RUPS-RKAP 2007 juga tidak terlaksana. Selain itu, sejak tahun 2003 RUPS pertanggungjawaban belum pernah dilakukan. Untuk itu, Serikat pekerja PT Garuda Indonesia Bersatu menginginkan segera dilakukan RUPS, meminta pertanggung-jawaban Dirut, jajaran Direksi dan Komisaris Utama serta menggantinya. Pernyataan sikap ini, kata Tomy, didorong atas kepedulian mereka atas kondisi PT Garuda yang semakin terpuruk. "Kami minta Meneg BUMN untuk melakukan evaluasi kinerja Diretur Utama, jajaran Direksi dan Komisaris Utama terhadap pengelolaan PT Garuda Indonesia. Kondisi PT Garuda tidak sehat lagi," katanya. Ia juga menyinggung eksodus pilot Garuda yang pernah terjadi bukan hanya disebabkan masalah gaji di PT Garuda Indonesia tetapi lebih disebabkan ketidaknyamanan dan ketidakpastian masa depan mereka dalam kepemimpinan Direktur Utama saat ini. Menurut dia, hingga saat ini total pilot yang hengkang dari PT Garuda Indonesia yaitu sekitar 150 orang dan total pilot yang dimiliki saat ini sekitar 600 orang. Diiringi puluhan karyawan dan pilot PT Garuda dengan membawa spanduk bertuliskan Save Our Nation, Tomy mengatakan siap untuk menghadap Menteri Negara BUMN Sugiharto pada Senin mendatang (16/4) untuk membicarakan pernyataan sikap mereka. Menurutnya, saat ini dalam tubuh PT garuda telah terjadi berbagai masalah diantaranya hutang yang mencapai 900 juta dolar Amerika, penyimpangan-penyimpangan terhadap Anggaran Dasar perusahaan, ketidakharmonisan hubungan antara karyawan dan direksi, serta hengkangnya ratusan pilot terbaik mereka.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007