Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPP PKB Hermawi F Taslim menyatakan, dalam mengungkap kasus pembunuhan aktivis HAM, Munir, polisi hendaknya serius mencari pelaku utama, bukan sekedar mencari "kambing hitam". Hermawi mengemukakan hal itu di Jakarta, Rabu, menanggapi penetapan mantan Direktur Utama Garuda Indra Setiawan dan Vice President Aviation Security Garuda Ramelgia Anwar sebagai tersangka. "Penetapan dua orang itu sebagai tersangka, oke, jika untuk mengungkap lebih terang, tak sekedar mencari kambing hitam baru," katanya. Secara hukum, kata Hermawi, jika pun nantinya Indra dan Ramelgia terbukti terlibat, status mereka tentu bukan pelaku utama, tetapi turut serta atau penyertaan. Artinya, tambah Hermawi, jika lanjutan pengusutan kasus Munir hanya berhenti di kedua orang itu, maka harapan masyarakat, juga internasional, akan tertangkapnya pelaku utama tidak akan terpenuhi. Hermawi sendiri mengaku heran dengan penetapan Indra dan Ramelgia sebagai tersangka karena dianggap berperan memalsukan surat untuk Pollycarpus. Padahal, Pollycarpus yang pernah divonis 14 tahun oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sebagai pembunuh Munir, telah divonis bebas oleh Mahkamah Agung. Polly hanya dihukum dua tahun penjara untuk kesalahan pemalsuan surat tugas. Oleh karena itu, Hermawi kembali meminta keseriusan dan keberanian Kapolri Jenderal (Pol) Sutanto, juga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, untuk mengungkap kasus pembunuhan yang disinyalir melibatkan institusi negara tersebut. "Presiden Yudhoyono dan Kapolri harus berani. Kasus ini akan menentukan dukungan publik pada Presiden dan Polri," katanya. Apalagi, tambah Hermawi, kasus Munir menjadi perhatian dunia, terutama menyangkut keseriusan Indonesia dalam menegakkan HAM. "Lha ini kan paradoks. Di satu sisi pemerintah ingin menegakkan HAM, namun di sisi lain ada aktivis HAM yang terbunuh dengan dugaan ada keterlibatan institusi negara," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007