Jakarta (ANTARA News) - Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Departemen Keuangan (Depkeu) memperkirakan modal asing yang masuk ke Indonesia (capital inflow) hingga saat ini mencapai lebih dari Rp10 triliun. "Jadi ada lebih dari Rp10 triliun modal asing yang masuk ke Indonesia. Itu fresh money," kata Kepala BKF, Anggito Abimanyu di Jakarta, Rabu. Ia menyebutkan, modal asing itu masuk antara lain melalui dua jalur, yaitu pasar modal dan pasar surat berharga negara atau surat utang negara (SUN). Arus modal asing yang masuk melalui SUN mencapai sekitar Rp7,6 triliun sementara melalui pasar modal sebesar Rp3,3 triliun. "Dampak dari masuknya modal asing itu adalah peningkatan cadangan devisa yangg saat ini mencapai sekitar 47,2 miliar dolar AS," katanya. Ia mengakui, dana asing yang masuk melalui pasar modal cukup rentan mengalami goncangan yang bisa berpengaruh kepada perekonomian nasional. "Namun saya yakin pasar modal kita memiliki daya tahan cukup kuat. Indeks harga saham gabungan (IHSG) secara konsisten terus naik, ini menunjukkan adanya daya tahan yang baik," katanya. Sementara itu mengenai kondisi ekonomi global, Anggito menyatakan, ekonomi global dan regional pada 2007 menghadapi beberapa tantangan. Pertumbuhan ekonomi global akan sedikit melambat dari 5,4 persen pada 2006 menjadi 4,9 persen pada 2007. Hal itu antara lain karena pelambatan ekonomi AS yang lebih nyata dari yang diperkirakan, sementara di sisi lain ketidakpastian harga minyak dan komoditas primer, serta ketidakseimbangan global dan volatilitas pasar keuangan turut menyebabkan pelambatan pertumbuhan ekonomi global. Perkembangan ekonomi regional di kawasan ASEAN + 3 pada 2007 juga diproyeksikan akan melambat kecuali Indonesia dan Jepang. Laju pertumbuhan ekonomi Cina walau melambat tetap akan mencapai dua digit. Sementara pertumbuhan ekonomi Jepang diperkirakan meningkat dari 2,1 menjadi 2,3 persen. "Di sisi lain, dengan mulai berlakunya perjanjian perdagangan bebas (FTA) antara Amerika Serikat dengan Korea akan mendorong peningkatan perdagangan sekitar 20 persen dan terjadinya perubahan peta perdagangan dunia. Ini merupakan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor, khususnya barang primer," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007