Mengingat tingkat kesalingpercayaan yang rendah antara kedua negara, ketegangan di Baltik dan konflik di Ukraina serta Suriah, maka Rusia dan AS mesti segera mencampakkan retorika dan menghadapi bersama ancaman-ancaman, kata Papadopoulos.
"Ancaman-ancaman ini termasuk Islam radikal yang menyebar di seantero Afrika Utara dan Timur Tengah setelah apa yang disebut 'Arab Spring'," sambung Papadopoulos.
Menurut dia, membendung ancaman bersama Islam radikal bisa mempersatukan upaya-upaya Uni Eropa, NATO, AS dan Rusia.
Dia juga mengatakan sanksi AS kepada Rusia atas perannya dalam krisis Ukraina telah membuat Rusia mengalihkan perhatian ke China yang dianggap sebagai pasar utama barang-barang, jasa dan energi Rusia.
Papadopoulos mengatakan Barat tidak ingin membiarkan Rusia dan China membentuk aliansi gepolitis, sebaliknya Rusia dan AS harus sama-sama melihat China sebagai adidaya baru dan potensi ancaman.
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2016