Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Uzbekistan ingin belajar soal industri dan investasi dari Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan sosial dan ekonomi di negara bekas jajahan Uni Soviet itu. "Indonesia ini merupakan negara yang sangat menarik bagi kami, sebab selain mempunyai beberapa persamaan, Indonesia juga telah maju di sejumlah bidang, seperti industri," kata Chairman of the Chamber of Commerce and Industry of Uzbekistan, Alisher Shaykhov, di Jakarta, Kamis, setelah mempresentasikan makalahnya dalam Indonesia-Uzbekistan Investment Seminar and Bussiness Forum. Menurut dia, pihaknya tertarik untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam berbagai bidang yang menyangkut investasi dan bisnis. "Kami tertarik untuk mengajak Indonesia bekerja sama dalam banyak bidang. Indonesia sudah maju dalam industri teknologi komunikasi, elektronik, industri makanan, tekstil, dan sebagainya," katanya. Ia mengatakan, kerja sama yang dibina antara Uzbekistan dan Indonesia itu nantinya harus mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi kedua pihak. Saat ini, Uzbekistan telah mencapai pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi sekaligus kondusif untuk investasi karena kondisi politik yang stabil. "Nilai ekspor kami mencapai lima miliar dolar AS per tahun," kata Shaykhov. Gros Domestic Product (GDP) Uzbekistan pada 2006 mencapai 7,3 persen dengan tingkat inflasi sebesar 6,8 persen. Sementara itu pertumbuhan industri berada di tingkat 10,8 persen dengan investasi modal sebesar 9,1 persen. Menurut dia, sangat menguntungkan untuk berinvestasi di Uzbekistan sebab investor asing mendapat banyak kemudahan di negara tersebut. Salah satu keuntungan yang ditawarkan pemerintah Uzbekistan adalah untuk perusahaan yang membantu peralatan baru kepada UKM setempat dibebaskan dari pajak selama lima tahun. Selain itu, semua perusahaan yang dikuasai investor asing yang membantu menstimulasi pertumbuhan produksi (seperti tekstil, kulit, dan lainnya) dibebaskan dari semua pajak sampai dengan 2009. "Kami juga menjajaki kemungkinan untuk bekerja sama dengan negara lain selain Indonesia, seperti Mesir dan Swedia," demikian Alisher Shaykhov.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007