Jakarta (ANTARA News) - Politisi Partai Golkar, Nusron Wahid, mengaku ia sendiri yang meminta namanya dicoret dari daftar tim pemenangan pasangan petahana Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot), yang didaftarkan ke KPU DKI Jakarta untuk Pemilihan Gubernur DKI 2017.

Hal itu ditempuh lantaran Nusron menjabat Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Indonesia I (Jawa dan Sumatera) di DPP Partai Golkar sehingga ia tidak mau terkesan pilih kasih.

"Saya memang minta sendiri, saya tolong jangan ditulis di KPU, karena kalau ditulis itu ada tanggung jawab, sementara saya mengendalikan pemilihan gubernur di empat provinsi dan pilkada di 48 kabupaten/kota di Jawa dan Sumatera," kata Nusron saat mendatangi Balai Kota DKI, Rabu.

Menurut Nusron jika namanya dicantumkan di daftar tim pemenangan Ahok-Djarot yang diserahkan ke KPU DKI besar kemungkinan para pasangan calon yang diusung Partai Golkar di tempat lajn akan meminta hal serupa.

"Kan saya tidak boleh mengesankan bahwa saya mengistimewakan DKI dan mengorbankan Banten, Babel (Bangka Belitung) ataupun Aceh," kata Nusron.

"Padahal semuanya sama-sama penting di mata partai. Jadi saya tidak boleh pilih kasih," ujarnya menambahkan.

Di sisi lain, di dalam internal keempat partai pengusung Ahok-Djarot yakni PDI-Perjuangan, Partai Golkar, Partai Nasional Demokrat dan Partai Hanura, bahwa fungsionaris tingkat DPP hanya berperan sebagai pengendali.

"Yang operasional di lapangan adalah pengurus tingkat provinsi atau teman-teman di DKI Jakarta, jadi kami yang bertanggung jawab mengendalikan," katanya.

Penjelasan Nusron meluruskan tanggapan Ahok terkait ketiadaan nama Nusron di daftar tim pemenangan Ahok-Djarot berkaitan dengan keterbatasan jabatan sebagai Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).

Nusron malah berkelakar bahwa Presiden Joko Widodo telah menanyakan surat cuti dari jabatan Kepala BNP2TKI yang harus diajukan jika ia tercantum sebagai ketua tim pemenangan Ahok-Djarot.

"Saya tadi habis ketemu Presiden malah ditanya 'loh kamu enggak jadi cuti?', saya jawab 'enggak jadi Pak, wong ketua timnya sudah enggak saya,'," tuturnya.

Nusron sendiri mengaku kedatangannya tidak berkaitan dengan strategi pemenangan Ahok-Djarot meski ia tak berkenan menerangkan lebih lanjut.

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2016