Jakarta (ANTARA News) - Penduduk miskin dunia terus mengalami penurunan hingga menjadi 985 juta orang pada 2004, dengan klasifikasi penduduk miskin adalah yang hidup di bawah satu dolar AS per hari. Menurut laporan Bank Dunia dalam "World Development Indicators (WDI) 2007" yang diluncurkan Senin atau Minggu waktu setempat, angka itu turun dari posisi pada 1990, yaitu 1,25 miliar penduduk miskin. Sedangkan yang hidup di bawah dua dolar AS per hari turun menjadi 2,6 miliar orang pada 2004, atau separuh penduduk di negara berkembang. Ekonomi di negara berkembang juga tumbuh rata-rata 3,9 persen per tahun sejak 2000, yang mendorong cepatnya penurunan angka kemiskinan di seluruh wilayah berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Satu alasan lain pendorong penurunan jumlah penduduk yang hidup di bawah satu dolar AS per hari adalah perbaikan kesejahteraan yang luar biasa di China. Jumlah penduduk miskin di sana turun drastis sembilan persen pada 2004. Demikian pula di negara berkembang lainnya. Kinerja ekonomi yang baik juga berhasil menahan kenaikan jumlah penduduk miskin, seperti wilayah Sahara, Afrika yang mencatat 298 juta penduduk miskin pada 2004 atau sama dengan 1999, padahal dalam dua dasawarsa sebelumnya jumlah penduduk miskin naik sangat cepat. Menurut laporan tersebut, penurunan kemiskinan tidak dapat dilakukan hanya dengan kenaikan pendapatan. Di beberapa negara dan wilayah, kesenjangan memburuk disebabkan mereka tidak menikmati hasil ekspansi ekonomi karena tidak adanya kesempatan kerja, pendidikan yang terbatas, dan buruknya kondisi kesehatan. "Pertumbuhan memang penting untuk mengentaskan kemiskinan, tapi bukan satu-satunya faktor. Laporan `World Development Indicators` melihat hal-hal dibalik pertumbuhan dan garis kemiskinan seperti bagaimana pendapatan terdistribusi, apakah layanan kesehatan dan pendidikan membaik dan mengkaji lingkungan usaha. Faktor-faktor ini mempengaruhi kualitas hidup manusia," kata Bourguignon, ekonom utama Bank Dunia dan Senior Vice President untuk pembangunan ekonomi. Laporan WDI 2007 juga menemukan bahwa negara-negara dengan tingkat kematian anak di bawah lima tahun tertinggi pada satu dasawarsa lalu melakukan perbaikan yang paling lambat dalam menekan tingkat rata-rata kematian. "Ini hasil yang mengkhawatirkan. Fakta bahwa angka kematian anak di bawah lima tahun 15 kali lebih tinggi di negara-negara miskin daripada negara kaya menjadi contoh nyata betapa banyak yang harus kita lakukan," kata Alan Geib, Direktur Kebijakan Pembangunan Bank Dunia. Selain itu, laporan WDI 2007 ini juga memberikan data lengkap tentang kebijakan-kebijakan yang diambil negara-negara anggota Bank Dunia dan bagaimana kebijakan itu memberikan pengaruh pada pembangunan ekonomi. "Pada tahun ini kami menambahkan data dari kinerja pemerintah. Indikator pemerintahan menjadi alat untuk mengkaji kekuatan dan kelemahan lembaga publik. Tata kelola pemerintahan yang baik dan lembaga yang berkualitas akan mampu mendorong pertumbuhan, menaikkan pendapatan, dan menekan kemiskinan," kata Eric Swanson, Program Manager pada Kelompok Data Pembangunan Bank Dunia. Laporan itu memasukkan kebijakan dan kajian institusional terbaru (CPIA) dari 76 negara yang layak menerima hibah atau pinjaman dari "International Development Association" (IDA), sebuah institusi Bank Dunia untuk memerikan pembiayaan bagi negara miskin.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007