Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid, Senin, membantah merekayasa Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang dilanjutkan dengan Musyawarah Nasional (Munas) PSSI, yang akan berlangsung 18-22 April 2007 di Makassar, Sulawesi Selatan, untuk memuluskan jalannya guna kembali menjadi pemimpin organisasi sepak bola nasional itu. Bantahan tersebut disampaikan berkaitan dengan adanya suara yang menyatakan, tidak adanya jeda antara munaslub dan munas sengaja dilakukan rezim lama PSSI agar tidak ada orang lain yang sempat bersiap untuk menjadi calon ketua umum. Munaslub sendiri diadakan untuk mengesahkan Pedoman Dasar (PD) PSSI yang baru dan telah disesuaikan dengan statuta FIFA, sesuai dengan keinginan lembaga sepak bola dunia tersebut. Jika PD baru telah disahkan maka kepengurusan PSSI pun harus berakhir untuk kemudian dipilih pengurus baru yang disesuaikan dengan dasar hukum baru itu. "Kami tidak merekayasa ini untuk mempertahankan kekuasaan," ujar Nurdin Halid dalam konferensi pers di ruang kerjanya di Jakarta. Ia menjelaskan, dalam aturan memang tertulis ada jeda waktu maksimal 30 hari antara pengesahan PD dengan pelaksanaan munas untuk memilih pengurus baru, namun menurutnya akan butuh biaya yang lebih besar jika munas dilangsungkan kemudian. "Selain itu, munas nanti akan dihadiri dan dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan untuk mengundang beliau perlu pemberitahuan minimal tiga bulan sebelumnya. Jadi, munaslub dan munas ini tidak disiapkan secara mendadak," katanya. Menurut Nurdin, PSSI juga tidak menutup pintu untuk mereka yang ingin mencalonkan diri menjadi ketua umum, asal sesuai dengan syarat yang berlaku yakni mendapat dukungan dari minimal 125 peserta munas. "Tidak akan ada proses penjaringan bakal calon sebelum munas. Ini untuk menjaga dan mengembangkan demokrasi di tubuh PSSI sehingga tidak ada nama yang terjegal sebelum munas berlangsung seperti yang kerap terjadi di masa lalu. Jadi, nanti saat proses pemilihan dimulai, setiap peserta akan mendapat kertas kosong dan mereka bebas menuliskan nama siapa pun," katanya. Walau demikian, ia berharap, agar orang yang dicalonkan tersebut memiliki rekam jejak yang nyata di dunia sepak bola serta mampu mengembangkan prestasi sepak bola nasional. "Sudah bukan zamannya lagi pengurus organisasi itu adalah mereka yang punya kuasa dan dana tak terbatas tetapi tidak tahu apapun tentang organisasi yang dipimpinnya," jelasnya. Mengenai apakah ia akan mencalonkan diri untuk kembali menjadi ketua umum, Nurdin mengelak dengan menyatakan, proses pencalonan baru akan berlangsung di Makassar nanti setelah munas dibuka. "Namun, ada beberapa rekan yang mendukung saya untuk kembali maju guna menjaga kesinambungan program PSSI yang tengah berjalan," jelasnya. Sementara itu Sekjen PSSI Nugraha Besoes menjelaskan pemilihan ketua umum akan berlangsung sebelum pemilihan 11 anggota badan baru di tubuh PSSI nantinya yaitu "executive committee" (exco). "Anggota Exco akan ditentukan oleh ketua umum berdasarkan daftar nama calon yang masuk dari peserta munas. Setiap calon anggota exco harus mendapat dukungan dari minimal 30 peserta munas," jelas Nugraha. Saat ditanya pers mengenai besarnya dana yang dikeluarkan PSSI untuk menyelenggarakan munaslub dan munas itu, ia menjawab, "Perkiraan kasarnya begini, semua biaya transportasi dan akomodasi peserta ditanggung oleh PSSI. Anda hitung saja sendiri." Menurut Nugraha, peserta munaslub dan munas berjumlah sekitar 700 orang yang terdiri dari jajaran pengurus harian, perwakilan 33 pengurus daerah (pengda), utusan dari 36 tim kompetisi Divisi Utama Liga, 40 tim Divisi I, 63 tim Divisi II, dan 457 pengurus cabang. Di sela-sela dua acara besar tersebut, PSSI sekaligus juga akan menyelenggarakan peringatan ulang tahun ke-77 yang jatuh pada 19 April. Selain itu juga akan ada pemberian penghargaan kepada 52 tokoh yang dianggap berjasa kepada persepakbolaan nasional. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007