Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Sireger mengatakan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya penyelidikan kasus tewasnya aktifis Hak Asasi Manusia (HAM) Munir kepada polisi, termasuk soal dugaan keterlibatan anggota lembaga yang dipimpinnya itu. "Pokoknya soal kasus Munir kita serahkan saja ke polisi untuk melakukan penyelidikan," katanya usai menghadiri kuliah umum dalam rangka HUT ke-5 Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) di Istana Negara, Jakarta," Selasa. Ketika ditanya soal adanya dugaan keterlibatan anggota BIN dalam jamuan antara Munir dengan Pollycarpus di Bandara Cangi, Singapura, Syamsir mengaku belum tahu soal itu. "Wah belum tahu tuh. Jangan mengada-ada," katanya. Sementara itu, di tempat yang sama, Kapolri Jenderal Sutanto kembali menegaskan komitmen pihak kepolisian untuk menuntaskan kasus pembunuhan terhadap Munir dengan bekerja keras mencari saksi-saksi dan alat bukti. "Kita akan bekerjasama dengan kejaksaan agung untuk mencari bukti-bukti, saksi dan segala macamnya. Karena kita ingin supaya kasus ini jangan sampai tidak bisa diproses lebih lanjut," kata Kapolri. Mengenai adanya saksi baru di Bandara Cangi Singapura, Kapolri belum mau berkomentar. Kapolri mengatakan, pihaknya tengah melakukan semua upaya untuk menjangkau para saksi namun demi kepentingan penyidikan, pihaknya tidak ingin mengekspos dulu hal itu. "Pokoknya semua saksi-saksi yang kunci kita akan lakukan pemeriksaan, di samping saksi-saksi lain yang muncul akan kita monitor untuk membuka kasus ini," katanya. Ketika ditanya apakah polisi juga akan meminta keterangan mantan Kepala BIN AM Hendropriyono, Kapolri mengatakan, pemeriksaan yang dilakukan polisi, semuanya berangkat dari bukti-bukti dan kesaksian dan bukan berdasar asumsi. "Karena kalau berdasarkan asumsi nanti (kasusnya) lepas di pengadilan, itu yang kita pegang," katanya.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007