Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI, Marsekal TNI Djoko Suyanto, mengakui adanya keterlibatan beberapa oknum TNI dalam sejumlah kasus perampokan bersenjata yang marak terjadi di beberapa wilayah, seperti Bandung dan Tangerang (Banten). "Senjata yang digunakan, bukan senjata organik TNI, tetapi kalau ada oknum TNI yang terlibat ya memang saya akui ada," katanya, usai memberikan sambutan pada peringatan HUT-43 Dharma Pertiwi di Jakarta, Selasa. Panglima TNI mengatakan, hingga kini memang masih ada beberapa oknum TNI yang terlibat tindakan-tindakan melawan hukum. "Itu hukumannya tidak ada selain dipecat, dihukum dulu baru dipecat," kata Djoko. Tentang upaya menekan aksi kriminal bersenjata oleh oknum TNI, ia mengatakan, semua berpulang pada niat baik masing-masing individu. "Sepanjang anggota berada dalam jam dinas, maka pengawasannya mudah, tetapi diluar jam dinas kita kan gak tahu. Jadi, semuan tergantung pada individunya," ujarnya. Yang paling penting dilakukan, tambah Djoko, adalah penegakkan hukum yang sebaik-baiknya bagi oknum TNI yang melakukan tindak kriminal bersenjata. Beberapa waktu belakang terjadi perampokan dengan menggunakan senjata api otomatis seperti yang terjadi di Bandung dan Tangerang. Di Tangerang dilaporkan, dua perampok bersenjata api beraksi di rumah Yusuf Sudianto(49), warga Perumahan Bukit Pamulang Indah, Pamulang, Tangerang, Banten, Jumat sekitar pukul 04.00 WIB. Dalam akibat perampokan itu, korban menderita kerugian berupa emas 35 gram, uang tunai dalam mata uang dolar Amerika Serikat dan real. Sedangkan, dari Bandung dilaporkan telah terjadi enam kawanan penjahat merampok toko emas ini dan membawa kabur delapan kilogram emas. Perampok bersenjata api ini juga menembak mati dua orang dan melukai delapan orang lainnya termasuk sempat polisi yang berusaha menangkapnya. Korban tewas adalah pemilik toko emas, Tongki dan seorang pengunjung, Taufik. Kasus ini saat ini ditangani Polwiltabes Bandung dan Polda Jawa Barat. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007