Jakarta (ANTARA News) - Mantan anggota DPR RI Lily Wahid mengingatkan umat Islam yang akan melakukan demonstrasi di Jakarta, Jumat (4/11), mewaspadai kemungkinan adanya pihak yang menyusup dan memprovokasi untuk melakukan tindak kekerasan.

"Saran saya kepada saudara-saudara yang akan mengikuti demo agar tidak terpisah dan menjaga tetap berada dalam kelompoknya dan tetap menjaga misi dari kegiatan ini. Kalau terpisah, dikhawatirkan mereka akan bisa teragitasi oleh kelompok yang ingin melakukan kekerasan," kata Lily Wahid di Jakarta, Kamis.

Demonstrasi 4 November yang akan dilakukan umat Islam terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) dilaporkan akan diikuti ribuan orang.

Dalam kondisi seperti itu, lanjut Lily Wahid, peluang adanya penyusup dari kelompok radikal tetap terbuka sehingga harus diwaspadai oleh siapa saja, termasuk peserta demo.

Ia yakin bila para peserta tetap menjaga niat baik serta jiwa keindonesiaan maka demonstrasi itu bisa berjalan lancar.

Menurut adik kandung mantan Presiden Abdurrahman Wahid ini demonstrasi merupakan hal biasa di dalam negara demokrasi seperti Indonesia.

Ia sendiri yakin demonstrasi besar 4 November tidak akan terjadi apabila penegakan hukum atas kasus dugaan penistaan agama itu dilakukan secara cepat dan sesuai hukum di Indonesia.

"Mereka merasa ada yang menista agama, tapi penanganannya lambat. Dulu sudah ada kasus Arswendo Atmowiloto. Seharusnya kalau penegakan hukumnya sesuai UU dan pemerintah cepat memfasilitasi tuntutan umat secepatnya, mungkin tidak akan demo," katanya.

Karena kasusnya dibiarkan, lanjut dia, perasaan tidak puas pun bergulir cepat dan menjadi gelombang besar.

"Padahal umat minta hukum negara ditegakkan, bukan hukum Islam," tutur Lily Wahid.

Terkait kabar bahwa polisi yang akan mengamankan unjuk rasa bakal memakai surban, Lily Wahid justru menyayangkan apabila kabar itu benar.

"Langkah persuasif boleh saja, tapi aparat jangan berlebihan," tukasnya.

Sementara itu Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengatakan kemungkinan demo 4 November disusupi kelompok radikal cukup besar.

Ia mengaku memperoleh informasi bahwa akan banyak kelompok radikal yang dikirim ke Jakarta seperti mantan alumni konflik Poso dan juga kelompok Solo Raya.

"Ini di luar kelompok-kelompok yang selama ini kami kenal dari kalangan moderat. Yang paling saya khawatirkan akan adanya penyusup yang melakukan aksi sendirian (lone wolf)," katanya.

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2016