Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan seluruh lapangan usaha telah berkinerja positif untuk memberikan kontribusi pada perekonomian Indonesia, yang tumbuh sebesar 5,02 persen pada triwulan III 2016.

"Seluruh sektor produksi tumbuh positif, termasuk pertambangan dan penggalian yang terakhir kali tumbuh positif pada triwulan IV-2014," kata Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Senin.

Suhariyanto menjelaskan pertumbuhan tertinggi dari tahun ke tahun (yoy) terjadi pada sektor informasi dan komunikasi 9,2 persen, diikuti sektor jasa keuangan dan asuransi 8,83 persen serta sektor transportasi dan pergudangan 8,2 persen.

"Sektor pertambangan dan penggalian juga tumbuh positif meski hanya 0,13 persen, karena adanya peningkatan produksi hasil tambang bijih logam seperti emas dan tembaga," ujarnya.

Namun, struktur distribusi terbesar masih disumbangkan oleh industri pengolahan yang tumbuh pada triwulan III-2016 sebesar 19,9 persen, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan 14,42 persen serta sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor 12,97 persen.

Dari sisi pengeluaran, konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) pada periode ini tumbuh paling tinggi yaitu 6,65 persen, diikuti konsumsi rumah tangga yang tumbuh 5,01 persen serta Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang tumbuh 4,06 persen.

Sedangkan, kata Suhariyanto, konsumsi pemerintah justru mengalami kontraksi pada triwulan III-2016 atau tumbuh negatif hingga 2,97 persen, sama seperti ekspor yang tumbuh negatif 6,0 persen dan impor yang tumbuh negatif 3,87 persen.

"Kita berharap pada triwulan IV-2016, penyerapan anggaran belanja pemerintah bisa lebih tinggi, sehingga seluruh komponen bisa bergerak, terutama kepada belanja modal yang nantinya juga mempengaruhi ke PMTB," katanya.

Secara keseluruhan, konsumsi rumah tangga masih memberikan kontribusi terbesar terhadap struktur PDB yaitu mencapai 55,32 persen, diikuti PMTB 31,98 persen, ekspor 17,74 persen, konsumsi pemerintah 8,97 persen, konsumsi LNPRT 1,15 persen dan impor negatif 16,91 persen.

Struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada triwulan III-2016 masih didominasi oleh Jawa yaitu hingga 58,40 persen, diikuti Sumatera 22,02 persen, Kalimantan 7,72 persen, Sulawesi 6,15 persen, Bali dan Nusa Tenggara 3,18 persen serta Maluku dan Papua 2,53 persen.

Namun, laju pertumbuhan paling tinggi pada triwulan III-2016 justru terjadi di Maluku dan Papua yaitu hingga mencapai 13,72 persen, diikuti Sulawesi 6,67 persen, Jawa 5,57 persen, Bali dan Nusa Tenggara 5,04 persen, Sumatera 3,88 persen dan Kalimantan 2,06 persen.

Sebelumnya, BPS mencatat ekonomi Indonesia pada triwulan III-2016 tumbuh 5,02 persen, sehingga secara akumulatif, pertumbuhan ekonomi hingga periode akhir September 2016 telah tercatat mencapai 5,04 persen.

Sementara itu, perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku triwulan III-2016 mencapai Rp3.216,8 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2.428,7 triliun.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Heppy Ratna Sari
COPYRIGHT © ANTARA 2016