Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada perdagangan Kamis, ditutup turun tajam 2,11 persen karena terpengaruh melemahnya saham-saham di bursa regional. IHSG ditutup turun 41,324 poin mejadi 1.918,353, sedangkan indeks LQ45 melemah 10,125 poin atau 2,41 persen ke posisi 410,598. Volume perdagangan ditutup 3,237 miliar saham senilai Rp4,036 triliun dari 46.897 kali transaksi. Pengamat Pasar Modal Budi Ruseno kepada ANTARA di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa pelemahan indeks ini lebih disebabkan oleh anjloknya pasar regional akibat terhantam tingginya pertumbuhan ekonomi (overheating) kuartal pertama yang sebesar 11,1 persen. Dengan tingginya pertumbuhan ekonomi ini, dikhawatirkan CHINa akan memperlambat pertumbuhan ekonominya dengan melakukan kebijakan pengetatan perbankan dan mengurangi permintaan baja. Kekhawatiran inilah yang menekan bursa regional, seperti Nikkei, Hang Seng serta BEJ. Turunnya Bursa Tokyo dengan Indeks utama Nikkei-225 turun 295,36 menjadi 17.371,97 dan Bursa Hongkong dengan Indeks Hang Seng ditutup turun 477,38 poin menjadi 20.299,71 telah menggiring indeks BEJ juga turun. Selain itu, Budi juga mengatakan menurunya harga komoditas pertambangan dunia khususnya minyak mentah, timah dan nikel telah mendorong harga saham, terutama sektor pertambangan mengalami tekanan. Pada perdagangan Kamis ini, pergerakan saham didomonasi saham yang turun sebanyak 139 jenis dibanding yang naik 47 dan 41 bergerak datar. Turunnya indeks dipimpin oleh anjloknya saham Aneka Tambang (ANTM), Tambang Timah (TINS), Astra Internasional (ASII), Telkom (TLKM), Bank Mandiri (BMRI) dan Perusahaan Gas Negara (PGAS). Saham ANTM terkoreksi Rp900 menjadi Rp14.250, TINS anjlok Rp1.250 ke level Rp13.050, ASII terjun Rp500 ke posisi Rp13.800, TLKM melemah Rp250 ke harga Rp10.000, BMRI turun Rp100 ke Rp2.925 dan PGAS menurun Rp50 menjadi Rp10.550.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007