Tasikmalaya, 19/4 (ANTARA) - Ratusan siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 yang berlokasi di Kelurahan Sindanggalih, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, usai mengikuti Ujian Nasional (UN) mengepung dan memblokade jalan yang menuju kantor sekolah tersebut. Aksi itu membuat para guru dan pengawas merasa ketakutan, dan para siswa mengaku kecewa atas ulah pengawas yang mengambil lembar jawaban yang baru diberi tanda dan belum dihitamkan dengan pensilnya. "Aksi ini dilakukan karena sikap pengawas yang berbuat semena-mena terhadap sebagian besar rekan-rekan yang mengikuti UN. Memang saat itu waktu sudah hampir habis, tapi lembar jawaban kami baru ditandai saja belum dihitamkan seluruhnya, tapi langsung diambil pengawas. Ya jelas kami takut tidak lulus, sehingga aksi ini sepakat kami lakukan," tutur Adi Yuda, Ketua Murid kelas III Otomotif 3 SMKN 2, kepada wartawan, di lokasi, Kamis. Aksi itu sendiri sempat membuat panik guru dan pengawas, karena sebagian besar siswa memblokade pintu gerbang dengan cara duduk-duduk di depan pintu masuk. Siswa lainnya mengepung kantor sekolah tersebut, sehingga membuat para pengawas dan guru tidak bisa keluar kantor. Bahkan, sebagian dari para siswa pun menggambarkan kekesalannya dengan cara membakar benda-benda yang ada di sekitarnya seperti ban bekas yang di bak sampah dan kain spanduk yang berada di sekitar sekolah seraya berteriak-teriak dengan nada protes. Menurut Yuda, yang menjengkelkan lagi yakni para pengawas itu sebenarnya telah terlambat datangnya ke sekolah dan pada saat ujian berlangsung siswa tidak diizinkan ke WC. "Kalau pun akhirnya kami diberi izin untuk ke WC, kami dikawal sampai WC hingga selesai dengan waktu yang ditentukan. Ini jelas membuat kami sangat kecewa," ungkap Yuda. Pihak sekolah akhirnya mengontak Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Tasikmalaya dan aparat kepolisian. Nampak hadir Kepala Bidang Pendidikan Menengah, Endang Suherman, dan Kepala Bagian Tata Usaha, Eddy. Namun tak lama berselang Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Hendriyana Saputera, hadir di sekolah tersebut. Dalam dialog yang digelar, Hendriyana menegaskan bahwa hasil ujian nanti tidak akan dipengaruhi oleh ulah pengawas. Oleh karena itu, pihaknya meminta agar para siswa bersikap tenang dan bersikap biasa saja. Apalagi teknologi komputer saat ini, lebih bagus dan mungkin akan bisa membaca dengan baik meskipun hanya baru titik. "Jadi jangan berbuat anarkis, karena kelulusan itu kan tidak ditentukan oleh pengawas," jelasnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007