Cianjur (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jawa Barat  mengimbau warga di sejumlah wilayah rawan banjir untuk ekstra waspada seiring dengan cuaca ekstrem yang terjadi saat ini yang dapat memicu bencana alam setiap saat.

"Titik daerah rawan banjir tersebut terletak di wilayah Cianjur selatan dan utara, sebagian besar terletak di daerah aliran sungai (DAS), seperti di Sungai Cidamar-Kecamatan Cidaun, Sungai Cisadea-Sindangbarang, Sungai Cikadu dan DAS di Desa Girimukti dan Batulawang-Cibinong," kata Kepala BPBD Cianjur, Asep Suparman, kepada wartawan, Senin.

Untuk warga yang tinggal di wilayah utara, ungkap dia, seperti di Desa Babakancaringin-Kecamatan Karangtengah, untuk tetap waspada meskipun belum ada laporan banjir di wilayah tersebut. "Seiring musim hujan yang masih tinggi, Babakancaringin merupakan langanan banjir, meskipun hingga saat ini belum ada laporan," katanya.

Selama ini, tutur dia, banjir dipicu adanya penyempitan daerah aliran sungai yang disengaja atau tidak, serta perilaku warga, disertai dengan faktor cuaca esktrem. "Biasanya penyempitan daerah aliran sungai menjadi dampak terjadinya pendangkalan ditambah perilaku warga membuang sampah ke sungai," katanya.

Sementara Kepala Desa Babakancaringin, Deni Setiabudi, mengatakan, meskipun air sempat membanjiri sejumlah perkampungan di wilayahnya beberapa waktu lalu, namun tidak separah tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut, tambah dia, karena kerusakan bantaran irigasi Ciheulang, jauh-jauh hari telah diperbaiki Dinas PSDAP Jawa Barat.

"Ada sejumlah wilayah yang menjadi langanan banjir akhir-akhir ini, seperti Kampung Cirata, dimana air menggenangi pemukiman dan pesawahan di sejumlah RT, namun tingginya hanya sekitar 10 hingga 30 centimeter," katanya.

Sedangkan untuk antipasi terjadinya banjir hingga ke perkampungan, tambah dia, warga saat ini memasang bantalan karung yang berisi tanah di sepanjang bantaran Sungai Ciheulang. "Tercatat satu bulan terakhir, hanya empat hektar ladang cabai gagal panen karena terendam air," katanya.

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2016