Manado (ANTARA News) - Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Propinsi Sulawesi Utara (Sulut) sampai triwulan pertama tahun 2007, salurkan kredit Rp106,39 miliar, jauh lebih besar dari penghimpunan dananya senilai Rp94,59 miliar. "Penyaluran kredit melonjak tinggi tersebut, merupakan pertanda kehadiran BPR makin diterima masyarakat sebagai salah satu sumber pendanaan," kata Pemimpin Bank Indonesia (BI) Manado, Jeffrey Kairupan, Sabtu, di Manado, Sulut. Penghimpunan dana yang justru lebih kecil jumlah ketimbang kredit, kata Jeffrey, tidak terlalu beresiko bagi BPR, karena komposisi dana bank tersebut yakni 71,96 persen atau Rp68,08 miliar, merupakan simpanan berjangka (deposito), sisanya berupa tabungan. Kredit disalurkan BPR, kata Jeffrey, sebagian besar masih didominasi kredit konsumsi, share-nya 66,67 persen atau sebesar Rp70,9 miliar, kredit modal kerja 23,35 persen (Rp24,84 miliar) dan sisanya Rp10,62 miliar berupa kredit investasi. Peningkatan kredit konsumsi seiring dengan pertumbuhan ekonomi daerah yang masih bertumpu pada sektor konsumsi dan juga didorong berbagai kemudahaan yang diberikan BPR dalam pengajuan kredit dibandingkan kredit umum, meskipun tingkat suku bunga jauh lebih tinggi. Jumlah kantor BPR di Sulut saat ini tercatat sebanyak 16 kantor, terdiri atas 31 kantor pelayanan, dengan aset terhimpun senilai Rp131,49 miliar. Direktur Utama (Dirut) BPR Prisma Dana, Hanafi Sako mengakui, masyarakat semakin percaya BPR, ditandai peningkatan cukup signifikan kinerja keuangan mulai dari ratio Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) makin tinggi. "Dana yang ada di BPR sebesar Rp61 miliar, dimanfaatkan optimal, makanya Loan to Deposit Ratio mencapai 93,8 persen, sedangkan kredit tersalur mencapai 65,7 miliar," kata Hanafi. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007